Headline Post

Menonton TALAK 3 Serasa Nonton AADC



Film komedi agaknya masih menjadi tema dan trendsetter perfilman tanah air, khususnya 2016 ini. Bahkan sekelas Hanung Bramantyo yang latah kita kenal dengan film beraroma drama, dakwah mencoba menggarap lahan genre komedi. Talak 3, mungkin debut pertamanya di film komedi merangkul Ismail Bisbeth sebagai sutradara.

Pasca gala premiere yang digelar di XXI Plaza Senayan (28/1/16), diadakan press-con tentang film ini. Hadir semua pemain inti dan kru film. Vino G Bastian (Bagas), Laudya Cintha Bella (Risa), Reza Rahardyan, Hanung Bramantyo, Ismail Bisbeth (Sutradara), Manoj Punjabi (Produser) dan Bagus Bramanti (Skenario).
Prescon +XXI Plaza Senayan Premiere 



Sebagai orang pertama yang menikmati film komedi arahan Hanung Bramantyo dan Ismail Bisbeth, bolehlah kita menyematkan kata penasaran seperti apakah film besutannya. Dengan trailer film Talak 3 yang sudah beredar di Youtube banyak respon yang tak sabar menonton film ini. Saya pun ikut tertarik dalam pusaran penasaran itu. Meski saya belum melihat—merasakan—titik tawanya di trailer yang ada, saya mencoba nyemplung saja.

Film Talak 3 menceritakan kisah dari Risa dan Bagas yang mencoba rujuk kembali. Rujuk pasca perceraian harusnya tidak berliku-liku prosesnya, namun karena proses talak 3 yang telah dilakukan Bagas terhadap Risa menjadikan masalah ini menjadi rumit dan ke mana-mana. Talak 3 adalah sebuah talak dalam proses cerai yang mengharuskan istri yang dicerai harus menikah terlebih dulu sebelum kembali rujuk ke suami pertama.

Angle dan benang merahnya berawal dari proses menemukan formula agar mereka bisa rujuk dengan ‘mengakali’ kasus talak 3-nya.  Mereka berjibaku dalam nuansa komedi-absurd khas film komedi Indonesia umumnya. Sampai pada akhirnya mereka menjadikan Bimo-sahabat baik mereka berdua-untuk menjadi suami sementara untuk Risa. Titik klimaks film akan menjadi cinta segitiga, karena Bimo ternyata sudah menyimpan persaan suka terhadap Risa sejak SMP.

Mari kita mulai kupas saja. Bagi saya menarik banget menguliti film yang saya tonton bareng sahabat KOPI, Koalisi Online Pesona Indonesia.


Sahabat KOPI

Pertama, pantas memang kalua disebut film ini film komedi romantis. Meskipun genrenya komedi di film ini lebih sebagai komedi yang absurd, tipikal komedi Indonesia pada umumnya. Di mana sense of humor adegan memang tidak bisa diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin akan benar jika disebut komedi satir kalau boleh mengulas sisi komedi yang ada.

Yang menjadikan komedi di film ini hidup, adanya beberapa tokoh komedian yang menjadi sentral. Seperti yang tergambar dalam pegawai KUA yang menjadi salah satu elemen film ini hidup.  Sebut saja Dodit Mulyanto, Cak Lontong, Tika Panggabean dan Marwoto. Dua orang yang perlu dicatat yang menjadikan lawakan di film ini mampu mengocok perut yaitu Dodit Mulyanto dan Marwoto. Tingkah khas sesuai karakter komedia yang dibawakannya sangat natural. Dodit yang berperan sebagai petugas KUA yang anti korupsi namun polos dan Marwoto sebagai petugas KUA namun mau disuap dan pinter ngeles.

Hasil gambar untuk talak 3 film dodit

Kedua, separuh film ini sebenarnya film drama romantis. Menonton film Talak 3 serasa menonton AADC. Setidaknya separuh film cukup mengaduk emosi penonton.  Adegan romantic nan mengharu biru juga menjadi suguhan utama film. Saya baru menemukan film komedi Indonesia yang mampu mengawinkan sisi romantis dengan komedi dengan sangat apik. Mampu memikat dan mengantarkan sisi emosional penonton untuk ikut terlibat dalam adegan film. Lalu membiarkan penonton untuk memutuskan sendiri kejadian apa yang dialami tokoh dalam film sesuai apa yang dirasakan.


Saya sangat suka peran yang dimainkan Reza Rahardyan (Bimo). Aktingnya dan peran Reza dewa banget di film ini. Sosok yang sempurna buat kamu yang merindukan sosok laki-laki yang ideal untuk dijatuhi cinta. Tanggung jawab, tulus, rela berkorban dan penuh cinta. Terekam jelas saat adegan Risa yang tiba-tiba berkunjung ke rumahnya untuk menemui Bimo. Entah dari mana Risa menemukan sepucuk kertas ulangan saat SMP di dalam kotak (semacam kotak kenangan). Kertas ulangan itu adalah bentuk pengorbanan buat Risa yang membuat Bimo rela tidak naik kelas, karena sebenarnya kertas ulangan itu milik Risa yang sengaja ditukar dengan punya Bimo oleh Bimo sendiri. Di situ pula letak drama romantis memuncak dalam film. Tak heran banyak kaum hawa dibuat meleleh oleh Reza dalam perannya sebagai Bimo ini. Film Talak 3 ternyata juga menyiratkan akan cinta segitiga pula.


Salah satu scene 

Ketiga, film satir yang menyindir. Birokrasi yang bobrok oleh korupsi juga menjadi entri poin tersendiri dalam film. Lewat birokrasi KUA yang banyak skandal korupsi disiratkan dalam satir komedi yang kocak. Meski digambarkan dalam komedi tapi yaah mewakili mata penonton untuk cukup ‘maklum’ tentang keadaan birokrasi negara kita.

Namun di film ini pada akhirnya ditutup dengan pesan positif yang sekaligus merangkum isi film. Dodit yang berperan sebagai Basuki, seorang penghulu yang pada akhirnya sebagai gambarabn orang yang bersih memimpin ijab kabul antara Risa dan Bimo.  Sekaligus menandai pesan positif yang dapat kita saring dari film ini: orang yang bersih keberadaannya selalu kita rindukan untuk selanjutnya mampu mengantarkan pada kebaikan buat sesama. Itu terjadi saat pak Basuki mampu menyadarkan birokrasi korup di kantor KUA dan mampu membawa perubahan berarti buat semua di film ini.

Terakhir, saksikan dan nilai sendiri ini film. Siap tayang 4 Frebruari mendatang. Semoga box office dan tembus satu juta penonton. Jangan lupa ajak pasangan!
(@andik_ir)


Belum ada Komentar untuk "Menonton TALAK 3 Serasa Nonton AADC"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel