Menonton TALAK 3 Serasa Nonton AADC
Jumat, 29 Januari 2016
Tambah Komentar
Film komedi agaknya masih menjadi tema dan
trendsetter perfilman tanah air, khususnya 2016 ini. Bahkan sekelas Hanung
Bramantyo yang latah kita kenal dengan film beraroma drama, dakwah mencoba
menggarap lahan genre komedi. Talak 3, mungkin debut pertamanya di film komedi
merangkul Ismail Bisbeth sebagai sutradara.
Pasca gala premiere yang digelar di XXI Plaza
Senayan (28/1/16), diadakan press-con tentang film ini. Hadir semua pemain inti
dan kru film. Vino G Bastian (Bagas), Laudya Cintha Bella (Risa), Reza Rahardyan,
Hanung Bramantyo, Ismail Bisbeth (Sutradara), Manoj Punjabi (Produser) dan
Bagus Bramanti (Skenario).
Prescon +XXI Plaza Senayan Premiere |
Sebagai orang pertama yang menikmati film
komedi arahan Hanung Bramantyo dan Ismail Bisbeth, bolehlah kita menyematkan
kata penasaran seperti apakah film besutannya. Dengan trailer film Talak 3 yang
sudah beredar di Youtube banyak respon yang tak sabar menonton film ini. Saya
pun ikut tertarik dalam pusaran penasaran itu. Meski saya belum melihat—merasakan—titik
tawanya di trailer yang ada, saya mencoba nyemplung saja.
Film Talak 3 menceritakan kisah dari Risa dan Bagas
yang mencoba rujuk kembali. Rujuk pasca perceraian harusnya tidak berliku-liku
prosesnya, namun karena proses talak 3 yang telah dilakukan Bagas terhadap Risa
menjadikan masalah ini menjadi rumit dan ke mana-mana. Talak 3 adalah sebuah talak dalam proses cerai yang mengharuskan istri
yang dicerai harus menikah terlebih dulu sebelum kembali rujuk ke suami
pertama.
Angle dan benang merahnya berawal dari proses
menemukan formula agar mereka bisa rujuk dengan ‘mengakali’ kasus talak 3-nya. Mereka berjibaku dalam nuansa komedi-absurd
khas film komedi Indonesia umumnya. Sampai pada akhirnya mereka menjadikan Bimo-sahabat baik mereka berdua-untuk menjadi suami sementara untuk Risa. Titik
klimaks film akan menjadi cinta segitiga, karena Bimo ternyata sudah menyimpan
persaan suka terhadap Risa sejak SMP.
Mari kita mulai kupas saja. Bagi saya menarik banget menguliti film yang saya tonton bareng sahabat KOPI, Koalisi Online Pesona Indonesia.
Sahabat KOPI |
Pertama, pantas memang kalua disebut film ini film
komedi romantis. Meskipun genrenya komedi di film ini lebih sebagai komedi yang
absurd, tipikal komedi Indonesia pada umumnya. Di mana sense of humor adegan
memang tidak bisa diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin akan benar
jika disebut komedi satir kalau boleh mengulas sisi komedi yang ada.
Yang menjadikan komedi di film ini hidup,
adanya beberapa tokoh komedian yang menjadi sentral. Seperti yang tergambar
dalam pegawai KUA yang menjadi salah satu elemen film ini hidup. Sebut saja Dodit Mulyanto, Cak Lontong, Tika
Panggabean dan Marwoto. Dua orang yang perlu dicatat yang menjadikan lawakan di
film ini mampu mengocok perut yaitu Dodit Mulyanto dan Marwoto. Tingkah khas
sesuai karakter komedia yang dibawakannya sangat natural. Dodit yang berperan
sebagai petugas KUA yang anti korupsi namun polos dan Marwoto sebagai petugas KUA
namun mau disuap dan pinter ngeles.
Kedua, separuh film ini sebenarnya film drama romantis.
Menonton film Talak 3 serasa menonton AADC. Setidaknya separuh film cukup
mengaduk emosi penonton. Adegan romantic
nan mengharu biru juga menjadi suguhan utama film. Saya baru menemukan film
komedi Indonesia yang mampu mengawinkan sisi romantis dengan komedi dengan
sangat apik. Mampu memikat dan mengantarkan sisi emosional penonton untuk ikut
terlibat dalam adegan film. Lalu membiarkan penonton untuk memutuskan sendiri kejadian
apa yang dialami tokoh dalam film sesuai apa yang dirasakan.
Saya sangat suka peran yang dimainkan Reza
Rahardyan (Bimo). Aktingnya dan peran Reza dewa
banget di film ini. Sosok yang sempurna buat kamu yang merindukan sosok
laki-laki yang ideal untuk dijatuhi cinta. Tanggung jawab, tulus, rela
berkorban dan penuh cinta. Terekam jelas saat adegan Risa yang tiba-tiba
berkunjung ke rumahnya untuk menemui Bimo. Entah dari mana Risa menemukan
sepucuk kertas ulangan saat SMP di dalam kotak (semacam kotak kenangan). Kertas
ulangan itu adalah bentuk pengorbanan buat Risa yang membuat Bimo rela tidak
naik kelas, karena sebenarnya kertas ulangan itu milik Risa yang sengaja
ditukar dengan punya Bimo oleh Bimo sendiri. Di situ pula letak drama romantis memuncak
dalam film. Tak heran banyak kaum hawa dibuat meleleh oleh Reza dalam perannya
sebagai Bimo ini. Film Talak 3 ternyata juga menyiratkan akan cinta segitiga pula.
Salah satu scene |
Ketiga, film satir yang menyindir. Birokrasi
yang bobrok oleh korupsi juga menjadi entri poin tersendiri dalam film. Lewat
birokrasi KUA yang banyak skandal korupsi disiratkan dalam satir komedi yang
kocak. Meski digambarkan dalam komedi tapi yaah mewakili mata penonton untuk
cukup ‘maklum’ tentang keadaan birokrasi negara kita.
Namun di film ini pada akhirnya ditutup dengan pesan
positif yang sekaligus merangkum isi film. Dodit yang berperan sebagai Basuki,
seorang penghulu yang pada akhirnya sebagai gambarabn orang yang bersih memimpin
ijab kabul antara Risa dan Bimo. Sekaligus
menandai pesan positif yang dapat kita saring dari film ini: orang yang bersih
keberadaannya selalu kita rindukan untuk selanjutnya mampu mengantarkan pada
kebaikan buat sesama. Itu terjadi saat pak Basuki mampu menyadarkan birokrasi
korup di kantor KUA dan mampu membawa perubahan berarti buat semua di film ini.
Terakhir, saksikan dan nilai sendiri ini film.
Siap tayang 4 Frebruari mendatang. Semoga box office dan tembus satu juta penonton. Jangan lupa ajak pasangan!
(@andik_ir)
(@andik_ir)
Belum ada Komentar untuk "Menonton TALAK 3 Serasa Nonton AADC"
Posting Komentar