Headline Post

I am HOPE; 'Pertunjukan' Gadis Pengidap Kanker






Salah satu yang tak bisa kita tolak dalam hidup ini adalah takdir, ia akan datang begitu saja tanpa kita minta—membersamai kita. Namun jika sebuah takdir  itu datang menghampiri kita, berada tepat di depan mata kita, selanjutnya sikap kita yang menahkodainya, untuk memaksimalkan nilainya atau justru mengabaikannya. Takdir kadang-kadang ‘berperangai’ semacam itu, sesuatu yang entah bagaimana dan dengan kekuatan apa tiba-tiba sudah berada di hadapan kita, tak bisa kita tolak kedatangannya. 
 
Bagaimana kalau seseorang ditakdirkan mengidap penyakit kanker? 

I am HOPE. Adalah sebuah film yang bakal menggelar layarnya di bioskop pada 18 Februari mendatang. Mengambil ide cerita penderita kanker yang berjuang dengan takdirnya. Film-film dengan tema seperti agaknya sudah tidak awam di mata saya, khususnya. Tetapi tetap mendapat tempat tersendiri karena mengorek(si) sisi kemanusiaan kita. 

Adalah Mia 21 tahun (Tatjana Sapira), seorang perempuan yang sangat berkeinginan keras untuk membuat pertunjukan. Namun mimpi tersebut harus terhenti sementara karena ia divonis mengidap kanker, penyakit sama yang pernah merenggut nyawa sang ibunda. Mia yang berasal dari keluarga serba berkecukupan, kini pun sudah hidup ala kadarnya karena biaya pengobatan ibunya terdahulu. Dan semenjak vonis kanker kembali terdengar di telinganya, di saat itu juga ia merasa seluruh pengalaman kelam yang pernah menimpa keluarganya akan kembali terulang.

Ayahnya (Tio Pakusadewo) akan kembali terpuruk, ekonomi makin merosot, dan yang paling tergaris bawah merah baginya, adalah mimpinya yang perlahan akan sirna. Namun demikian, Mia selalu ditemani oleh Maia, yang terus setia dan bersikap positif disampingnya. Mia pun tegar berjuang menguatkan dirinya untuk menghadapi beberapa proses kemoterapi, sampai hampir seluruh tabungan yang telah ia persiapkan untuk membuat pertunjukan habis terpakai. Pada suatu hari di antara ronde-ronde pengobatan yang ia jalani, Mia mencoba untuk menghubungi salah seorang produser pertunjukan ternama melalui alamat yang ia miliki.


Semua kisah dalam “I am HOPE” the Movie mampu membangkitkan harapan di tengah keterpurukan. Bagaimana Mia menjadi simbol dalam perjuangan untuk menggapai impian di tengah kondisinya yang terpuruk. Bagaimana kisah akhir Mia sebagai simbol Harapan? Mari kita tunggu di 18 Februari 2016

Hasil gambar untuk i hope film indonesia
Para Pemeran dan Crew; I am HOPE

By the way.  Di balik penggarapan sebuah film, tentunya selalu ada cerita atau kisah yang menginspirasi dan menjadi nyawa di dalamnya. Film yang disutradarai oleh Adilla Dimitri ini terinsipirasi dari gerakan sosial bernama Bracelet of Hope yang diprakarsai oleh Janna Soekasah, Amanda Soekasah, dan Wulan Guritno yang juga menjadi produser film ini. 

Gerakan Bracelet of Hope terbukti telah mampu menjangkau hati banyak kalangan untuk lebih aware dengan pengidap kanker. Hasil seluruh keuntungannya disalurkan untuk para pejuang kanker dan beserta keluarganya. Gelang tersebut dibuat khusus dari Kain Pelangi dari karya desainer Indonesia, Ghea Panggabean. Maka dari itu intip yuuk di http://iamhopethemovie.com untuk lebih tahu bagaimana film dan gerakan Gelang Harapan ini bersinergi untuk mengetuk sisi kemanusiaan kita.

Semoga dengan menonton film ini akan jadi sebuah gerakan 'moral' yang merangkul secara bersama. Karena sesuai tagline film ini, siapapun bisa menjadi 'warrior of hope'.

Belum ada Komentar untuk "I am HOPE; 'Pertunjukan' Gadis Pengidap Kanker"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel