Headline Post

Lewat Creative Room, BBPLK Bekasi Siap Produksi Animasi Karya Anak Bangsa

To the point saja. Indonesia—untuk menghasilkan karya animasi sebesar The Incredible atau Hotel Transylvenia memang membutuhkan effort yang besar. Tidak saja berbicara dari segi sdmnya tapi infrastruktur pendukungnya tak kalah penting. Kemudian perlahan-perlahan membawanya ke arah industri yang menghasilkan karya dan profit.

Meskipun industri animasi tanah air belum sebesar dari apa yang kita harapkan sebagai sebuah negara besar. Seperti animasi Hollywood katakan karya Disney atau Pixar. Atau animasi dari negara Jepang yang sudah menemani bahkan sejak pelaku-pelaku animasi lahir dan tumbuh sekarang. Atau mau yang lebih deket adalah negara tetangga kita, Malaysia lewat serial Upin & Ipinnya yang justru mampu meramaikan pasar Asia Tenggara. Dan sejak kemunculannya ‘kita’ seolah-olah tertantang untuk menghasilkan karya yang sama. Maka lahirlah karya semacam Petualangan Singa Pemberani Atlantis, Si Unyil, Sopo Jarwo dan lain-lain.

Dengan adanya karya animasi anak bangsa yang sudah nangkring di televisi-televisi tersebut bisa disebut sebagai tanda kalau kita siap untuk meramaikan pasar animasi dunia ke depan. Walaupun  kita tahu animasi dalam negeri belum bisa head to head bersaing dengan animasi luar negeri yang notabene skala industrinya sudah stabil—pasarnya. Kita masih memproduksi animasi sebatas tontonan tv, kebanyakannya. Tak membuat kita pesimistis begitu saja.

Memang secara itung-itungan pasar animasi kita masuk layar lebar masih pada hitungan jari. Seperti yang kita kenal ada Battle of Surabaya, Meraih Mimpi atau pun yang terbaru Wiro Sableng 212 yang semakin matang penggarapannya.

Peresmian Creative Room

Maka ketika saya diajak untuk hadir meresmikan salah satu infrastruktur para animator Indonesia, saya langsung mengiyakan. Karena selain peresmian sebuah—yang dinamakan— sebagai Room Creative juga ada penayangan dari sebuah film animasi karya dari para animator lokal. Yang membuat saya penasaran sebenarnya bukanlah main acara yaitu persemian creative room tapi produk dari creative room itu sendiri yaitu filmnya.
Peresmian Creative Room


Tapi setelah sampai sana saya pun tertarik memberi tahu khalayak apa yang sebenarnya terjadi dengan peresmian room creative ini, apa penting dan fungsinya dan terlebih seperti apa film Nano Millenial Force ini ketika sudah jadi secara kualitas.

Yang pertama saya akan bahas apa itu Creative Room yang persemiannya dihadiri oleh menteri tenaga kerja, Hanif Dhakiri. 

Setelah saya masuk ke ruangan ini terdiri dari berbagai ruang atau bagian begitu sih. Di mana ruang yang khusus untuk meproduksi film animasi. Sehingga mampu menuangkan imajinasi-imajinasi yang kreatif dan inovatif. 
Pak Hanif Dhakiri Sambutan 


Room Creative juga difungsikan sebagai sarana pelatihan dengan konsep yang nyaman dan menyenangkan. Maka diharapkan ide-ide dalam pembuatan karya animasi dapat dipublikasikan hasilnya dan tentu siap untuk pasar industri.

Ada Ruang Teater adalah ruang ditampilkannya pertunjukkan film hasil karya siswa animasi. Ruang Motion Capture adalah Ruang untuk proses merekam digital dari garak gerik actor yang sudah diberi sensor pada tiap titik acuan yang diinfomasikan ke sebuah system computer khusus menjadi suatu animasi karakter.

Ruang Dubbing & Editing adalah ruang untuk melakukan proses mengisi suara pada suatu tayanngan video dalam sebuah film dengan karakter suara tertentu dan juga ruang untuk melakukan proses editing dan Ruang Produksi adalah ruang untuk membuat produksi film animasi.

Film Animasi; Nano Millenial Force

Salah satu produksi film dari Creative Room di BBPLK Bekasi ini adalah Nano Millenial Force. Seperti apakah film besutan siswa-siswa jebolan langsung BBPLK Bekasi ini?

Pemutaran Film Animasi Bangsa Nano
Film animasi ini bercerita khas anak-anak yang mencoba menemukan jati dirinya begitu. Menceritakan tentang peserta magang asal Indonesia. Namanya ada Nano, Yoko dan Aris. Mereka tersesat ketika sedang berjalan-jalan di tempat di sebuah kuil di Jepang. Di mana bangunan kuil itu berupa bangunan tua yang menyimpan banyak misteri di dalamnya. Sampai pada akhirnya mereka bertemu dengan seseorang yang mengajarkan apa itu sikap disiplin dan kemandirian.

Sekilas memang tidak ada yang mencolok dari sebuah karya animasi biasa. Untuk sebuah karya animasi yang dibuat oleh puluhan orang (32 orang), menurut saya ini sebuah pencapaian yang menjanjikan ke depannya.Apalagi film ini dibuat dengan tempo yang singkat untuk sebuah film animasi idealnya dibuat. Karena hanya sekitar 6 bulan saja film ini diproduksi oleh siswa-siswa di BBPLK Bekasi. Di mana pengerjaannya meliputi siswa-siswa dari Jabodetabek dan sekitarnya.

Bagi saya keberhasilan dengan produksi film ini merupakan tanda positif tentang arah ke depan bagaimana dunia animasi tanah air. Semoga adanya pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh BBPLK Bekasi ini bisa benar-benar mampu menyerap tenaga kerja di dunia kreatif dalam bidang animasi. Apalagi didukung dengan fasilitas yang mumpuni dan gratis pula. Tidak ada alasan lagi bagi dunia animasi Indonesia untuk tidak bergerak maju dan meramaikan dunia animasi secara global.


Sehingga diharapkan tidak saja sdm atau orang Indonesia yang sudah go international dalam profesinya sebagai animator. Adanya Creative Room dan BBPLK itu sendiri adalah langkah lain untuk mempersiapkan pasar film animasi nasional bisa bicara banyak di layar lebar. Hingga saatnya nanti benar-benar bisa bersaing ke kancah global. Tinggal menunggu waktu dan konsistensi dukungan dari pemerintah dan masyarakat saja.

Belum ada Komentar untuk "Lewat Creative Room, BBPLK Bekasi Siap Produksi Animasi Karya Anak Bangsa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel