Forestival 2018: Mengenal Program Setapak untuk Kelola Hutan Indonesia
Minggu, 04 November 2018
Tambah Komentar
Bagi saya isu tentang lingkungan
adalah isu yang seharusnya tidak boleh padam. Karena menyangkut seluruh aspek
kehidupan—manusia. Seperti contohnya isu global warming yang selalu terdengung
di lini masa media kita selama ini. Berbicara tentang global warming adalah
berbicara pula tentang bagaimana ‘menangkalnya’, kalaupun tidak bisa bagaimana
mengurangi dampak dektruktifnya. Itu tak
kalah penting. Salah satu yang memegang peranan penting adalah ekosistem hutan
sebagai penyeimbang kehidupan sekaligus paru-paru dunia kata orang harus selalu
kita jaga.
Sebagai negara tropis dengan
hutan terluas di dunia salah satunya, Indonesia punya peran penting dan
tanggung jawab menjaga dan merawa hutan. Dengan tantangan dan kondisi hutan
sekarang masih menjadi tanggungan yang harus dilanjutkan terus-menerus tanpa
henti.
Hutan adalah hal yang sebenarnya
sangat dekat dan penting tetapi sering terlupakan begitu saja. Hutan adalah
aset kehidupan. Maka saya sangat antusias menghadiri acara Forestival 2018 atau Forestival ke 4. Acara yang diselenggarakan oleh The Asia Foundation ini acara yang
sangat penting tentang posisinya yang begitu peduli terhadap isu lingkungan
khususnya hutan. Forestival adalah acara pertemuan tahunan untuk mengakselerasikan tata kelola hutan da lahan yang adil dan berkelanjutan.
Saya di Forestival 2018 |
Di dalam acara Forestival 2018 ini saya jadi tahu
tentang kondisi hutan Indonesia sekarang, tantangan yang di hadapi dan cara
menanggulanginya seperti apa. Salah satunya adalah dengan adanya Program Setapak. Lebih tepatnya ini
adalah program Setapak 2 untuk tahun ini.
Mengenal Program Setapak dan Capaiannya
Program Setapak adalah program
Selamatkan Hutan dan Lahan Melalui Perbaikan Tata Kelola (SETAPAK). Digagas
sejak tahun 2011 dengan dukungan UK
Climate Change Unit (UKCCU) dan The
Asia Foundation. Program Setapak ini semacam program berjamaah dari
berbagai stage holder dan pemegang kepentingan. Setidaknya ada 64 mitra dari
berbagai propinsi yang hadir di acara Forestival
2018 atau Forestival 4 ini. Yang
juga dikenal sebagai Pertemuan Koordinasi Mitra yang rutin dilaksanakan setiap
tahunnya.
Forestival dan Setapak 2 |
Diyakini dengan tata kelola hutan
dan lahan yang baik adalah kunci bagi pembangunan sektor hutan yang
berkelanjutan dengan tujuan yaitu pemerataan kesejahteraan masyarakat desa
sekitar hutan dan lingkungan itu sendiri.
Selain mengurangi emisi gas rumah
kaca untuk mitigasi perubahan iklim global, program ini juga membantu desentralisasi
tata kelola hutan dan lahan di Indonesia. Termasuk di dalamnya menjamin
tranparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan manfaat sumber daya alam agar
mencapai pertumbuhan ekonomi yang adil.
Memang sih secara umum tujuan
program ini adalah program tentang menyelamatkan hutan itu sendiri. Tetapi di
dalamnya banyak menguak informasi atau temuan-temuan menarik yang perlu dibahas
bersama. Sehingga pertemuan dalam format Forestival
selalu diadakan. Gunanya untuk mengevaluasi serta mensinergikan program
kerja dan berbagai gerakan dan berbagi kebijakan yang mendukung perbaikan tata
kelola hutan dan lahan.
Sehingga tidak heran pertemuan
ini semacam ‘reuni’ tahunan untuk saling share pembelajaran dan kisah sukses dari
kegiatan-kegiatan. Mencakup advokasi dan kamapanye di sektor hutan dan lahan,
diskusi model-model kerjasama yang sudah dilakukan. Dan termasuk hambatan-hambatan
di lapangan.
Maka tidak heran acara Forestival 4 ini dihadiri berbagai
perwakilan yang concern akan hutan.
Selain perwakilan mitra Setapak hadir pula perwakilan dari Asia Foundation dan United
Kingdom Climate Change Unit (UKCCU).
Sandra Hamid |
Sandra Hamid selaku Country
Representative The Asia Foundation (TAF) menjelaskan, “bersama 64 mitra,
program Setapak 2 secara terus menerus berupaya memperkuat kapasitas masyarakat
termasuk perempuan di berbagai provinsi untuk mewujudkan tata kelola hutan dan
lahan yang transparan, akuntabel dan partisipatif. Termasuk mewujudkan keadilan
dan kesetaran dalam pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.”
Selain itu dari Deputy Head of United Kingdom Climate
Change Unit (UKCCU), Peter Rajadiston mengapresiasi kerja keras 64 mitra Setapak 2 dalam mendorong
tata kelola hutan dan lahan melalui keterbukaan informasi, penegakan hukum,
keadilan gender.
Peter Rajadiston |
Pada Forestival 4 ini Lili Hasanuddin selaku Direktur
Program Setapak 2 juga menyampaikan poin-poin capaian program Setapak
selama ini. Yaitu berupa 239 kebijakan
terkait izin perhutanan sosial. Pencabutan 16% izin usaha yang melanggar melalui
Korsup Minerba KPK. Berkontribusi 13% terhadap 1.72 juta pencapaian perhutanan
sosial secara nasional.
Program Setapak
2 ternyata berhasil pula mendorong penguatan gender focal point dengan menambah jumlah ‘gender champions’ untuk mendorong keadilan gender. Langkah lainnya
adalah dengan berkejasama denga pemerintah dan membuat program-program yang
fokus terhadap perempuan.
Belum ada Komentar untuk "Forestival 2018: Mengenal Program Setapak untuk Kelola Hutan Indonesia"
Posting Komentar