Headline Post

Forestival 2018: Mengenal Program Setapak untuk Kelola Hutan Indonesia

Bagi saya isu tentang lingkungan adalah isu yang seharusnya tidak boleh padam. Karena menyangkut seluruh aspek kehidupan—manusia. Seperti contohnya isu global warming yang selalu terdengung di lini masa media kita selama ini. Berbicara tentang global warming adalah berbicara pula tentang bagaimana ‘menangkalnya’, kalaupun tidak bisa bagaimana mengurangi dampak dektruktifnya.  Itu tak kalah penting. Salah satu yang memegang peranan penting adalah ekosistem hutan sebagai penyeimbang kehidupan sekaligus paru-paru dunia kata orang harus selalu kita jaga.

Sebagai negara tropis dengan hutan terluas di dunia salah satunya, Indonesia punya peran penting dan tanggung jawab menjaga dan merawa hutan. Dengan tantangan dan kondisi hutan sekarang masih menjadi tanggungan yang harus dilanjutkan terus-menerus tanpa henti.

Hutan adalah hal yang sebenarnya sangat dekat dan penting tetapi sering terlupakan begitu saja. Hutan adalah aset kehidupan. Maka saya sangat antusias menghadiri acara Forestival 2018 atau Forestival ke 4. Acara yang diselenggarakan oleh The Asia Foundation ini acara yang sangat penting tentang posisinya yang begitu peduli terhadap isu lingkungan khususnya hutan. Forestival adalah acara pertemuan tahunan untuk mengakselerasikan tata kelola hutan da lahan yang adil dan berkelanjutan.

Saya di Forestival 2018
Di dalam acara Forestival 2018 ini saya jadi tahu tentang kondisi hutan Indonesia sekarang, tantangan yang di hadapi dan cara menanggulanginya seperti apa. Salah satunya adalah dengan adanya Program Setapak. Lebih tepatnya ini adalah program Setapak 2 untuk tahun ini.


Mengenal Program Setapak dan Capaiannya

Program Setapak adalah program Selamatkan Hutan dan Lahan Melalui Perbaikan Tata Kelola (SETAPAK). Digagas sejak tahun 2011 dengan dukungan UK Climate Change Unit (UKCCU) dan The Asia Foundation. Program Setapak ini semacam program berjamaah dari berbagai stage holder dan pemegang kepentingan. Setidaknya ada 64 mitra dari berbagai propinsi yang hadir di acara Forestival 2018 atau Forestival 4 ini. Yang juga dikenal sebagai Pertemuan Koordinasi Mitra yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya.
Forestival dan Setapak 2


Diyakini dengan tata kelola hutan dan lahan yang baik adalah kunci bagi pembangunan sektor hutan yang berkelanjutan dengan tujuan yaitu pemerataan kesejahteraan masyarakat desa sekitar hutan dan lingkungan itu sendiri.

Selain mengurangi emisi gas rumah kaca untuk mitigasi perubahan iklim global, program ini juga membantu desentralisasi tata kelola hutan dan lahan di Indonesia. Termasuk di dalamnya menjamin tranparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan manfaat sumber daya alam agar mencapai pertumbuhan ekonomi yang adil.

Memang sih secara umum tujuan program ini adalah program tentang menyelamatkan hutan itu sendiri. Tetapi di dalamnya banyak menguak informasi atau temuan-temuan menarik yang perlu dibahas bersama. Sehingga pertemuan dalam format Forestival selalu diadakan. Gunanya untuk mengevaluasi serta mensinergikan program kerja dan berbagai gerakan dan berbagi kebijakan yang mendukung perbaikan tata kelola hutan dan lahan.

Sehingga tidak heran pertemuan ini semacam ‘reuni’ tahunan untuk saling share pembelajaran dan kisah sukses dari kegiatan-kegiatan. Mencakup advokasi dan kamapanye di sektor hutan dan lahan, diskusi model-model kerjasama yang sudah dilakukan. Dan termasuk hambatan-hambatan di lapangan.
Maka tidak heran acara Forestival 4 ini dihadiri berbagai perwakilan yang concern akan hutan. Selain perwakilan mitra Setapak hadir pula perwakilan dari Asia Foundation dan United Kingdom Climate Change Unit (UKCCU).

Sandra Hamid
Sandra Hamid selaku Country Representative The Asia Foundation (TAF) menjelaskan, “bersama 64 mitra, program Setapak 2 secara terus menerus berupaya memperkuat kapasitas masyarakat termasuk perempuan di berbagai provinsi untuk mewujudkan tata kelola hutan dan lahan yang transparan, akuntabel dan partisipatif. Termasuk mewujudkan keadilan dan kesetaran dalam pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.” 


Selain itu dari Deputy Head of United Kingdom Climate Change Unit (UKCCU), Peter Rajadiston mengapresiasi kerja keras 64 mitra Setapak 2 dalam mendorong tata kelola hutan dan lahan melalui keterbukaan informasi, penegakan hukum, keadilan gender. 
Peter Rajadiston


Pada Forestival 4 ini Lili Hasanuddin selaku Direktur Program Setapak 2 juga menyampaikan poin-poin capaian program Setapak selama ini.  Yaitu berupa 239 kebijakan terkait izin perhutanan sosial. Pencabutan 16% izin usaha yang melanggar melalui Korsup Minerba KPK. Berkontribusi 13% terhadap 1.72 juta pencapaian perhutanan sosial secara nasional.

Program Setapak 2 ternyata berhasil pula mendorong penguatan gender focal point dengan menambah jumlah ‘gender champions’ untuk mendorong keadilan gender. Langkah lainnya adalah dengan berkejasama denga pemerintah dan membuat program-program yang fokus terhadap perempuan.





Belum ada Komentar untuk "Forestival 2018: Mengenal Program Setapak untuk Kelola Hutan Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel