Tahun 2019; Sektor Pariwisata Siap Menjadi Penghasil Devisa Nasional Terbesar
Senin, 24 Desember 2018
Tambah Komentar
Berita yang menggembirakan datang dari dunia pariwisata
Indonesia. Untuk pertama kalinya dalam sejarah pencapain devisa wisata
Indonesia mampu tumbuh memuncak. Sebagai kementerian dengan penghasilan devisa
terbesar sebagai pemasukan negara. Bagi saya ini merupakan pencapaian yang luar
biasa.
Maka pada pagelaran jumpa pers akhir tahun ini (JPAT) nuansa optimistis
itu masih terjaga. Sehingga saya pun ikut optimis jika dunia pariwisata di
tahun depan benar-benar menjadi core ekonomi
nasional sebagai sebuah kementerian yang menyumbang pemasukan negara terbesar.
Dunia pariwisata bagi saya adalah semacam seni mengeksplorasi
dan mengeksploitasi secara positif tentang
alam dan sosial. Maka dibutuhkan strategi-strategi baru dan kekinian untuk
mampu bersaing secara nasional terlebih regional dan seterusnya. Lalu strategi
apa yang dibutuhkan untuk mencapai target tertentu di tahun depan? Dan seperti
apakah pencapaian atau pun progres dunia wisata nasional tahun ini?
Mengusung tema “The
Winner Wonderful Indonesia Energy” sebagai spirit dan strategi menjadi
pemenang dengan cara tidak biasa untuk meraih hasil yang luar biasa, yaitu 20
juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019 bukanlah hal yang
muluk-muluk.
JPAT 2018 |
Pencapaian Sektor Pariwisata
sepanjang tahun 2018
Pencapaian Pariwisata 2018 |
Mengacu
penjelasan Menpar Arief Yahya angka proyeksi perolehan devisa sebesar US$ 17,6
miliar pada tahun ini akan menempatkan sektor pariwisata berada di posisi teratas
sebagai penghasil devisa atau akan sejajar bahkan mengalahkan CPO (Crude Palm Oil) yang saat ini berada di
posisi teratas dengan nilai eskportnya tahun mencapai US$ 17 miliar.
Sementara
wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air yang tahun ini ditargetkan sebanyak
270 juta pergerakan. “Untuk pergerakan wisnus di Tanah Air tidak ada masalah
karena terus tumbuh bahkan untuk target tahun ini sebanyak 270 juta sudah
tercapai pada tahun lalu (2017) sebanyak 270.882.003, sedangkan target 2018
mendatang sebesar 275 juta wisnus kemungkinan sudah tercapai pada akhir tahun
ini, “kata Arief Yahya.
Capaian angaka
sementara jumlah kunjungan wisman periode Januari hingga Oktober 2018 secara komulatif
sebesar 13.240.827 atau tumbuh 11,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalau
sebesar 11.830.738.
Pencapaian Pariwisata Regional 2018 |
Di wilayah regional
atau pun internasional pertumbuhan pariwisata Indonesia tumbuh dengan cepat dan
menjanjikan. Pertumbuhan sektor pariwidata Indonesia yang berkelanjutan (sustainbale)
dengan size yang besar beberapa tahun terakhir mencapai 25,68% yang menurut
WTTC tercapat di-9 di dunia nomor 3 di Asia dan nomor 1 di Asia Tenggara.
Strategi dan Persiapan untuk Target Tahun 2019
Adanya
pertumbuhan yang cepat membuat para investor mencanegara dan dalam negeri
tertarik untuk berinvestasi di sektor pariwisata di Indonesia.
Untuk PMA,
adal negar didominiasi oleh Singapore, Tiongkok, dan Korea Selatan sebanyak
Top3 dengan jenis usaha di bidang hotel berbintang, akomodasi jangka pendik
lainnyam, serta restaurant, sedangkan tempat investasi terkonsentrasi di
destinasi Bali, DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau.
Demam
pariwisata sudah marasuk ke daerah di tingkat Pemprov, Pemkot, dan Pemkab. Ini
terlihat dari usulan Dana Alokasi Khusus (DAK) pariwisata tahun 2019 dari
daerah yang naik 100 kali lipat dibandingkan dengan usulan tahun lalu.
Selain
tingginya permintaan atau usulan DAK Pariwisata, daerah dalam memajukan sektor
pariwisata mereka juga gencar meningkatkan kualitas Sumber Daya Pariwisata
(SDM) dengan mensinergikan program daerah dengan pemerintah pusat (Kemenpar).
“Kemenpar tahun ini melakukan tiga program strategis dalam meningkatkan
kualitas SDM, masyarakat, dan industri pariwisata,” kata Menpar Arief Yahya.
Sementara itu
kemajuan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang dikembangkan sebagai
“Bali Baru” yang saat ini mengalami kamajuan signifikan utamanya dalam unsur 3A
(Atraksi, Aksebilitas dan Amenitas).
Pemerinah
telah melakukan banyak investasi di 10 DPP tersebut dan diharapkan segera
diikuti swasta. Dalam lima tahun ke depan atau 2019-2024 sektor pariwisata
membutuhkan investasi sebesar Rp 500 triliun untuk pengembangan 10 DPP
tersebut. Kebutuhan investasi tersebut terdiri dari pembiayaan pariwisata sebesar Rp 295 triliun
yakni berasal dari pemerintah Rp 10 triliun dan swasata Rp 295 triliun
sedangkan investasi pariwisata senilai Rp 205 triliun berasal dari pemerintah
Rp 170 triliun dan swasta Rp 35 triliun.
Ditambah
dengan adanya super extra ordinary
sebagai program istimewa yang sengaja disimpan untum menjadi senjata pamungkas
dalam mewujudkan target akhir 20 juta wisman tahun depan. Super extra ordinary
mencakup tiga program yaitu : Border
Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost
Terminal (ketiganya disingkat BHL).
“Border
tourism harus kita serius di tahun depan karena merupakan cara efektif untuk
mendatangkan wisman dari negara-negara tetangga,’ kata Menpar Arief Yahya
seraya menjelaskan, pertama karena wisman dari negara tetangga memiliki
kedekatan (proximity) secara geografis sehingga wisman lebih mudah, cepat, dan
murah menjangkau destinasi kita. Kedua, mereka juga memiliki kedekatan
kultural/emosional dengan kita sehingga lebih muda didatangkan. Ketiga, potensi
pasar Border Tourism ini masih sangat besar baik dari Singapore, Malaysia,
Thailand, Filipina, PNG, maupun Timor Leste.
Saya dan Blogger di JPAT 2018 |
Maka dengan
capaian-capaian dan progres tahun ini saya optimis tahun depan atau pun dunia
pariwisata Indonesia benar-benar siap mengkudeta pencapaian devisa terbesar
dalam sejarah. Dan menjadi pemuncak klasemen sebagai lembaga dengan pemasukan
negara terbesar. Yang selama ini masih didominasi dari CPO sebagai posisi
teratas. Sehingga pariwisata benar-benar menjadi lokomotif utama ekonomi nasional.
Belum ada Komentar untuk "Tahun 2019; Sektor Pariwisata Siap Menjadi Penghasil Devisa Nasional Terbesar"
Posting Komentar