Headline Post

Pariwisata Aceh Belajar Kesuksesan dari Bali Lombok dan Banyuwangi

Sebagai sebuah daerah Aceh memang menyimpan keistimewaan tersendiri. Termasuk di dalamnya pariwisata. Jika di ujung timur Indonesia ada Papua maka di ujung barat ada Aceh sebagai destinasi wisata. Namun agaknya dunia pariwisata di ujung barat Indoensia ini belum seterkenal dibanding Indonesia wilayah timur, kususnya Aceh. Padahal Aceh menyimpan potensi wisata yang tak kalah hebatnya.

Maka 21 Desember ini, diadakanlah Forum Silaturahmi Aceh Meusapat untuk membahas sektor pariwisata Aceh kedepannya. Karena sektor pariwisata merupakan salah satu dari 15 program unggulan yang tengah dikembangkan oleh Pemerintah Aceh. Bertempat di Mess Aceh, Menteng Jakarta Pusat, Forum ini dihadiri oleh beberapa pakar dan pemerintah Aceh, salah satunya Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah.

Narasumber
Saya sebagai blogger lifestylepun kebagian ilmu-ilmu dan insight tentang pariwisata daerah dan tantangannya. Karena yang hadir sebagai narasumber memang praktisi yang kompeten di bidang pariwisata. Ada Yuana Rochma Astuti, dari Direktur Pengembangan Pasar Dalam Negeri, Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif. Ada Dicky Andriansyah, Key Account Manager Traveloka. Ada Doto Yogantoro, Ketua Pengelola Desa Wisata Pentingsari Kendal dan MY Bramuda, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi.

Al hasil pada intinya semua pakar berkumpul dalam forum ini adalah menemukan formula yang pas dalam membangun sekto pariwisata Aceh yang dipadukan dengan pembangunan usaha kreatif masyarakat. Sehingga Aceh tidak lagi terkenal hanya karena Tari Samannya dan Kopi Gayonya. Dan ini menurut saya adalah langkah yang baik untuk pemerintah Aceh dalam mengembangkan potensi wisatanya. Menggandeng seluruh stakeholder dan praktisi di dalamnya.

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah
Potensi Wisata Aceh
Mengingat ini adalah peluang yang sangat menjanjikan, sebab ada banyak sekali daya tarik wisata yang dimiliki Aceh, baik itu wisata alam, budaya, cagar budaya ataupun wisata buatan. Hal ini senada apa yang dijelaskan oleh Plt Gubernur Aceh tentang potensi wisata yang ada di Aceh.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh mengidentifikasi setidaknya ada 797 objek wisata sera 774 situs dan cagar budaya yang tersebar di 23 kabupaten/kota di seluruh Aceh. Selain pariwisata, Aceh juga memiliki beragam seni budaya yang unik, seperti tarian, adat istiadat, sastra, seni lukis maupun kegiatan spiritual yang begitu menarik untuk dipromosikan. Semua potensi itu sangat mudah dinikmati karena aksessibilitas menuju tempat-tempat wisata tersebut sangat mudah.

Apalagi didukung adanya penerbangan internasional ke Aceh, seperti dari Penang, Kuala Lumpur dan Jeddah. Bahkan sekarang sedang dibahas rencana pembukaan jalur penerbangan baru dari Aceh ke India (Port Blair) dan rute Sabang-Phuket-Langkawi. Maka pada tahun 2018, kunjungan wisatawan ke Aceh mencapai 2,5 juta orang, naik sekitar 20 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara tahun 2019 ini, kunjungan wisatawan diperkirakan mencapai 3 juta orang.

Aceh sebagai World’s Best Halal Cultural Destination
Aceh ditetapkan sebagai World’s Best Halal Cultural Tourism Destination melalui World Halal Tourism Award oleh International Travel Week (ITW) di Abu Dhabi 2019, dan juga Destinasi Wisata Halal Unggulan oleh Indonesia  Muslim Travel Index (IMTI) 2019. Dengan modal tersebut, wisata Aceh mampu meraih peringkat terbaik pada Global Muslim Travel Index (GMTI) 2020.

0 KM Aceh
Apalagi berdasarkan data, sektor pariwisata rata-rata tiap tahun mampu memberi kontribusi berkisar 5% untuk PDRB Aceh. Oleh sebab itu memang diperlukan upaya untuk pengembangan sektor pariwisata yang harus ditingkatkan. Melakukan promosi dan perbaikan di berbagai bidang dan tentu belajar dari pengalaman berbagai daerah yang sudah berhasil dalam mengembangkan usaha pariwisatanya.

Aceh Belajar dari Bali, Lombok dan Banyuwangi
Memang tak dapat dipungkiri sektor pariwisata yang bagus, unik akan membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat khususnya Bali, Lombok ataupun Banyuwangi. Keberhasilan ketiga daerah tersebut agaknya menjadi motivasi pemerintah Aceh dalam membangun pariwisata Aceh.

Salah satunya belajar dari kabupaten Banyuwangi yang sukses dan mendapat penghargaan dari Badan Pariwisata PBB sebagai destinasi wisata yang mengalami perkembangan sangat pesat. Hal ini sangat menarik karena 8 tahun lalu Banyuwangi bukanlah tempat yang menarik sebagai objek wisata. Namun sekarang bisa berdampingan dengan Bali dan Lombok sebagai destinasi wisata pilihan.

Saya 
Sepertinya Aceh perlu mencontek strategi pengembangan pariwisata Banyuwangi ini. Di mana visinya adalah wisata tidak lagi digerakkan oleh pemerintah tapi oleh masyarakat itu sendiri. Atau seperti desa wisata Pentingsari Kendal yang menyulap desanya sebagai desa wisata.

Maka masukan dari para akademisi, praktisi pariwisata dan para traveller ini perlu diterapkan. Apalagi ketika Aceh membranding diri dengan ‘The Light of Aceh’ atau ‘Cahaya Aceh’ bisa terwujud dengan baik. Sehingga Aceh mampu menjadi salah satu daerah yang memberikan kontribusi dalam memajukan sektor wisata di Indonesia.



Belum ada Komentar untuk "Pariwisata Aceh Belajar Kesuksesan dari Bali Lombok dan Banyuwangi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel