Headline Post

Sindrom Metabolik: Hati hati Konsumsi Makanan Berlebih

Tubuh dan makanan memang punya simbiosis masing-masing. Konsumsi makanan yang berlebihan dan tidak teratur tentu sangat merugikan tubuh. Apalagi di zaman sekarang dengan jajanan junkfood yang sudah menyerbu di kanan kiri tanpa ampun. Akhirnya pola makan menjadi berantakan hanya karena mengikuti selera.

Konsumsi yang terus meningkat saat ini memiliki efek berlebihan yang muncul, ternyata menyebabkan apa yang disebut dengan sindrom metabolik. Menurut penelitian ketika seseorang bertambah berat badannya, maka berat badan teman dekatnya juga cenderung ikut bertambah. Dilihat dari sisi ini kegemukan atau obesitas sebagai penyakit menular memang masih menjadi perdebatan.
Sindrom Metabolik


Penelitian-penelitian ilmiah menyarankan bahwa porsi makan maksimum tiap hari yaitu 3 porsi. Porsi yang disarankan para ahli medis supaya tidak melebihi batas kebutuhan kalori kita adalah 3 porsi makanan utama plus 2 porsi makanan pendamping.

Sindrom metabolik yang memang belum ditemukan penyebab pastinya ini adalah suatu penyakit yang serius yang menyebabkan kadar gula akan menumpuk di bagian yang berhubungan langsung dengan hormon insulin(hormon penyeimbang kadar gula dalam darah) sehingga beresiko tinggi memicu timbulnya penyakit gula dan jantung. Setidaknya ada tiga sampai lima  faktor dalam tubuh yang mengindikasikan jika kita terkena obesitas.

Pertama, obesitas abdominal; lingkar pinggang di atas 102 cm untuk laki-laki dan 88 cm untuk perempuan. Kedua, rusaknya toleransi glikosa atau kadar gula darah dalam kondisi berkisar 110-125 mg/dl. Ketiga, kadar trigliserid darah saat kondisi lapar yang lebih dari 150 mg/dl. Keempat, tekanan darah yang mencapai lebih dari 130/85 mmHg. Dan kelima, kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang berada di bawah 40 mg/dl pada laki-laki dan 50 mg/dl pada perempuan.

Sindrom Metabolik
Sekitar 2,6 juta orang meninggal karena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan obesitas. Kegemukan yang telah menjelma menjadi penyakit yang serius, juga terus meningkat jumlahnya di Indonesia. Kita dapat terlindung dari bertambahnya massa lemak dalam tubuh yang berujung pada obesitas, kita dapat melakukan olah raga ringan tetapi rutin seperti jalan kaki. Atau dengan cara mengurangi asupan energi melalui diet.

Meski tak dapat dipungkiri adanya faktor perubahan hormonal yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia juga turut meningkatkan resiko sindrom metabolik. Selain itu konsumsi makanan yang mengandung minyak trans seperti humburger dan segala jenis fast food lainnya yang kadung mengakar di kalangan masyarakat serta minuman soda berkaitan erat dengan obesitas.

Sindrom Metabolik
Gaya hidup dengan konsumsi makanan berlebihan selain mendorong pemborosan juga dapat berujung pada kasus obesitas pada remaja dan anak-anak. Perlu bagi orang yang sudah berusia empat puluh tahun untuk memeriksakan diri terkait resiko sindrom metabolik dalam tubuhnya. Khususnya buat mereka yang punya riwayat penyakit jantung dan gula dalam turunan keluarganya.


Pada dasarnya kegemukan yang terjadi saat ini kebanyakan karena komsumsi makanan yang tidak sehat dan kebiasaan makan tanpa takaran. Sanggup makan dengan berbagai jenis makanan untuk mengisi perut kita. Belum lagi dalam kondisi sudah kenyangpun terkadang kita masih dipaksa untuk menghabiskan sisa makanan, yang pada akhirnya akan menambah persediaan lemak dalam tubuh. 

So, nasehat bahwa makanlah sebelum kalian lapar dan berhentilah sebelum kalian kenyang adalah sangat relevan untuk kita aplikasikan.

1 Komentar untuk "Sindrom Metabolik: Hati hati Konsumsi Makanan Berlebih"

  1. iya bener banget, kadang aku kalo kenyang tapi masih pengen nambah ngemil atau dessert itu yang bikin buncit...

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel