Gerakan Wake Up Wakaf Dompet Dhuafa : 5 Alasan Kenapa Milenial harus Berwakaf
Selasa, 08 Oktober 2019
24 Komentar
Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali
dari tiga perkara, satu; sedekah jariyah, dua; ilmu bermanfaat, tiga; anak
shaleh yang mendoakan orang tuanya (H.R Muslim no. 1631)
Agaknya tidak terlampau banyak menyoal bab satu ini, di era sekarang,
apalagi oleh seorang milenial—sepertiku.
Kenapa saya mengawali tulisan ini
dengan sebuah kata ajaib dari seorang manusia bernama Muhammad?! Satu perkara
yang mengusik saya di antara dua perkara yang lain yaitu amal atau sedekah jariyah. Yaitu
sebuah amal atau sedekah yang nilainya multifungsi dan berkesinambungan tanpa
terputus meski orang yang melakukannya telah meninggal.
Wake Up Wakaf |
Salah satunya adalah wakaf. Di
mana harta yang diwakafkan akan terus mengalirkan pahala sepanjang masa. Bahkan
harta tersebut nilainya bisa dimanfaatkan buat membantu secara kemanusiaan.
Sebagai Muslim konsep wakaf ternyata lebih luas kebermanfaatannya dibanding zakat
yang ditunaikan tiap jelang hari raya itu.
Wakaf. Bahkan sebuah kosa kata yang kini hampir-hampir tenggelam dan
tidak pernah muncul dalam berbagai literasi ataupun pemberitaan. Di tengah
generasi gadget seperti sekarang ini mungkin
memang tidak menarik banyak orang untuk aware
tentang wakaf. Bahkan saya sebagai lulusan sekolah Islam, istilah wakaf ya sampai situ aja. Hanya sampai pada
pembelajaran, tapi tidak dengan praktiknya seperti apa. Atau wakaf ya taunya wakaf Masjid atau Sekolah. Atau
lebih familiar dengan istilah 3M, masjid, madrasah dan makam.
Akhirnya tempo hari saya mendapat
insight seakaligus charging iman mana kala Dompet Dhuafa
mengundang temu Blogger membincang wakaf ini. Sehingga saya semakin tahu wakaf
itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, manfaatnya bisa berlipat-lipat dan
yang terpenting bagaimana membangkitkan wakaf di era milenial ini. Karena di era sekarang wakaf bisa diakomodir dalam bentuk donasi uang. Menarik bukan?!
Boby P Manulang |
Temu Blogger kali ini ditenagai
oleh beberapa narasumber dari dapurnya Dompet Dhuafa langsung. Seperti Yuli
Pujihardi (Direktur Mobilisasi ZIS Dompet Dhuafa dan Dir. Kawasan Zona Madina Dompet Dhuafa), Boby
P Manulang (GM. Wakaf Dompet Dhuafa), Ustd. Syafi’i (Direktur Dompet Dhuafa
Pendidikan) dan dr. Zakaria (Direktur RS. Rumah Sehat Terpadu). Dan dipandu
oleh MC cantik bernama Putri Mounda (Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis
Nusantara Dompet Dhuafa).
Bertempat di SMART Ekselensia
Indonesia Dompet Dhuafa, kawasan Zona Madina kampung Jampang-Parung, Bogor. Di
sinilah salah satu aset Wakaf yang dikelola oleh Dompet Dhuafa lahir dan
menggurita sebesar sekarang. Saya pun sebagai blogger takjub bahwa wakaf bisa
berdampak sedemikian hebat untuk membantu secara kemanusiaan khususnya kaum
dhuafa.
Siapa sangka berawal dari empatif
kolektif komunitas jurnalis yang memang kerap bersinggungan dan berinteraksi
dengan masyarakat, baik yang kurang mampu namun juga masyarakat dengan ekonomi
atas, Dompet Dhuafa menemukan celah bagaimana menutup gab kesenjangan tersebut.
Pelan tapi pasti sinergi berjamaah dari lintas jurnalis ini menghasilkan
instrumen ekonomi umat salah satunya dalam bentuk wakaf.
Aset Wakaf RS Terpadu |
So, gerakan Wake Up Wakaf pun
diinisiasi sebagai tantangan menyebarkan wakaf di era milenial. Ketakjuban saya
tak berhenti di situ saja. Betapa empati dari hati bisa sedemikian berarti
sampai manfaat dalam bentuk materi hingga properti. Di kampung Jampang ini saya
diajak berkelana mengelilingi
aset-aset Wakaf yang berhasil dikelola Dompet Dhuafa.
Aset-aset tersebut kini
menggurita menjadi aset produktif seperti Rumah Sakit, Sekolah, Kebun dan
Masjid seperti saat ini. Menariknya tidak saja kaum dhuafa tanah air yang
terfasilitasi di Rumah Sehat Terpadu di sini tetapi juga para pengungsi UNHCR turut
merasakan manfaatnya.
Aset Sekolah SMART Ekselensia |
Akhirnya sayapun ikut tergetar
oleh resonansi niat baik lembaga Philantropy bernama Dompet Dhuafa ini. Betapa
orang-orang di dalamnya begitu mulia dengan tujuan kemanusiaan (dan agamanya).
Gerakan Wake Up Wakaf perlu didukung, sebagai blogger ini adalah sinergi empati
untuk mengedukasi masyarakat khususnya generasi milenial akan pentingnya wakaf
dan membangunkannya lewat literasi.
Setelah saya tersedak-sedak oleh informasi-informasi dan perkembangan seputar
wakaf dari narasumber di atas, setidaknya saya merangkum 5 alasan kenapa milenial
harus berwakaf.
Pertama, wakaf itu potensial
secara ekonomi. Sebagai negara berpenduduk Muslim potensi wakaf di Indonesia
ini sebenarnya masih minim dan wakaf kondisinya masih tidur. Studi BPS, BWI dan
Dirjen Pajak yang dikeluarkan tahun 2015 memperlihatkan, potensi wakaf uang di
Indonesia sebesar Rp 185 triliun. Itu adalah potensinya. Tau berapa realisasi yang tercapai? Saat ini baru diperoleh Rp 4
triliun atau hanya sekitar 2,1 persen saja.
Sementara tahun 2019 ini potensi
wakaf yang berhasil terhimpun oleh seluruh lembaga wakaf baru sejumlah Rp 4,2
triluin. Artinya betapa masih belasan triliun diluar sana potensi wakaf yang
belum termanfaatkan sebagaimana mestinya. Meskipun saat ini Indonesia sudah ada
46 Nadzir Wakaf (Lembaga Wakaf) namun hasilnya masih jauh dari kata ideal.
Wakaf harus bener-bener Wake up nih!
Sebagai lembaga wakaf terbesar,
Dompet Dhuafa baru berhasil menghimpun wakaf uang Rp 32 miliar dan di tahun
2019 ini target wakaf uang sebesar Rp 49 miliar. Itu adalah di luar wakaf aset
yang jumlahnya memang lebih besar. Tetapi untuk wakaf uang masih kecil.
Kedua, wakaf uang itu fleksibel. Wakaf sejatinya memang harus
berkembang dengan alam/lingkungan atau teknologi sekarang. Tidak bisa tidak. Karena
fleksibilitas akan selalu menarik generasi milenial sebagai bagian dari lifestylenya. Namun sayangnya wakaf
belum menjadi top of mind di kalangan
masyarakat. Hal ini berbeda dengan zakat yang memang menjadi kewajiban setiap
Muslim.
Ketiga, wakaf itu investasi. Wakaf artinya membicarakan investasi.
Wakafpun bisa menjadi instrumen ekonomi sebagai ladang investasi. Yaitu
memanfaatkan aset wakaf menjadi produktif seperti untuk pembanguanan fasilitas
umum mulai sekolah, rumah sakit, hotel, pesantren maupun properti lainnya. Dan menurut saya wakaf produktif inilah yang perlu dibangunkan di tengah masyarakat.
Ini menurut saya adalah potensi
yang menjanjikan. Betapa wakaf andaikan bisa dimaksimalkan bisa membantu secara
kemanusiaan namun juga menguntungkan secara profit. Karena di wakafpun ada
istilah profit sharing di mana wakaf
tidak hanya berbicara bisnis, karena keuntungan tidak dikembalikan sepenuhnya
ke owner tetapi juga ada aspek sosial. So, investasi dengan cara wakaf ini bisa
dibilang tak akan membuat nilai aset berkurang.
Keempat, wakaf itu untuk semua kalangan. Banyak anggapan wakaf itu
buat mereka yang tajir. Tidak. Wakaf
itu tidak harus menunggu jadi orang kaya dulu. Atau harus punya harta dengan
jumlah sekian dan sekian. Berwakaf itu sejatinya mudah, ringan dan bisa
dilakukan oleh semua kalangan. Termasuk generasi milenial yang dihidupnya
dikelilingi dengan gadget ini. Bahkan wakaf bisa dilakukan oleh non-Muslim
karena ini sifatnya adalah kemanusiaan begitupun azas manfaatnya tidak dibatasi
oleh agamanya tapi memang murni kemanusiaan.
Kelima, wakaf itu bisa semampunya. Wakaf tidak perlu menunggu dana
terkumpul dulu baru membangun. Karena yang membutuhkan jauh lebih banyak.
Sedikit tak apa yang penting menabunglah dalam bentuk wakaf itu jauh lebih
baik. Karena dana wakaf yang terhimpun nanti bisa dimanfaatkan untuk membangun berbagai
fasilitas strategis berbasis wakaf.
Uniknya, sebagai generasi
milenial bisa lho berwakaf hanya dengan 10K pun. Mendukung momentum Wakafaganza,
Dompet Dhuafa membuat platform Donasi.Tabungwakaf.com. Ini adalah wadah ajaib yang memfasilitasi
milenial berwakaf dalam sistem digital. Platform ini memungkinkan milenial
(berhati baik) menjadi sangat mudah menunaikan wakaf. Tidak susah apalagi
ribet. Hanya dari hati lalu keujung jari.
Sebagai Blogger generasi milenial
saya bahagia, bangga dan terharu dong. Kapan
lagi beribadah wakaf dengan cara kekinian dan suka-suka. Bahkan hanya dengan
sepuluhribu perak bisa berdonasi wakaf. Betapa teknologi itu ajaib. Apalagi
milenial jumlahnya yang menyemut di medsos merupakan sekumpulan makhluk yang
dinamis dengan tingkat kepedulian yang tinggi di bidang sosial.
Adanya platform Donasi.Tabungwakaf.com
merupakan cara Dompet Dhuafa merangkul milenial dan Wakafaganza yang
menunjukkan kalau berwakaf itu sangat mudah dan bisa dilakukan siapa saja
dengan nominal yang tak terbatas. Sebagai gambaran sejak dilaunching 2 bulan
lalu Donasi.Tabungwakaf.com sudah berhasil peroleh wakaf uang sebesar Rp 529
juta dengan jumlah transaksi mencapai 1.564 kali dan melibatkan 1.125 orang
wakif(pewakaf). So, kalau ingin berdonasi wakaf bisa langsung ke platform
tersebut. Setiap donasi adalah bagian dari gerakan untuk sejuta wakif.
Blogger GASPOLER Wake Up Wakaf |
Atau semisal ingin membangun
gerakan wakaf berjamaah. Kuy! Saatnya
bergabung dengan gerakan sejuta wakif. Dan melekkan generasi milenial tentang
wakaf. Alhasil pasca pertemuan bersejarah blogger pun tergerak untuk berwakaf
secara digital. Pada kesempatan meet up
Blogger tercetuslah dalam sejarah blogger dengan Gerakan Wakaf Sepuluhribu atau
disingkat GASPOLER.
Buat kamuh, khususnya blogger bisa join untuk berwakafaganza dan
membangunkan wakaf di era sekarang untuk menggelegarkan gerakan #WakeUpWakaf2019. Silakan
merapat di link https://www.bawaberkah.org/campaign/gaspoler.
Targetnya adalah mengumpulkan uang dengan jumlah Rp 125 juta yang nantinya akan
diperuntukkan membeli sebidang tanah untuk wakaf. Tertarik?! Cussss aja...
Keren buangeettt!
BalasHapusSemoga wakaf yg dikelola DD smakin berkembang, dan menginspirasi lembaga2 lainnya
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Bener sebagai blogger tugas kita juga menyebar kan virus baik yaitu berwakaf yang bisa dijadikan amal jariyah...
BalasHapusThanks sharingnya kak, InsyaaAllah aku mau ikutan gaspoler
Dulu yang kutahu cuma tulisan, masjid ini dibangun di atas tanah wakaf. Membaca ini beneran bikin terpana. Betapa luarbiasa aset-aset Wakaf yang berhasil dikelola Dompet Dhuafa.
BalasHapusAset yang kini menggurita menjadi aset produktif seperti Rumah Sakit, Sekolah, Kebun dan Masjid seperti saat ini yang pastinya bisa makin besar lagi dengan meningkatnya kepedulian.
Artikel yang lengkap, Mas. Informatif. TFS
semoga dengan adanya aset wakaf ini, bisa membantu umat dalam kemaslahatan. seperti kegiatan sosial, pembangunan masjid, panti asuhan/anak yatim dan lain-lainnya.
BalasHapusSekarang Wakaf Makin mudah dengan adanya layanan seperti ini. Semoga yang baca wake up, dan mulai berwakaf
BalasHapusIkut blogger meet up wake up wakaf ini bener2 nyentil untuk segera punya lahan wakaf huhu
BalasHapusWakaf ini merupakan amal jariyah yang nantinya tidak akan pernah putus ya, Mas. Makanya Insya Allah mau berwakaf juga. Apalagi tenyata, wakaf tanahnya bisa dibangun apa saja yang bermanfaat. Misalnya rumah sakit atau perpustakaan.
BalasHapusAku fikir wakaf itu cuma tanah dan orang orang yang memiliki kekayaan lebih . Makanya sampe mikir ini orang duit nya banyak banget ya sampai wakaf sekian luas tanah. Ternyata saya salah ya .
BalasHapusSiapapun bisa untuk berwakaf bahkan dari 10rb saja sudah bisa ya
Berwakaf ini emang harus di-wake up yaa kl gak kita terlupa karena sibuk dengan aktivitas rutin. Untung ada teman² bloger nulis ini, jadi diingatkan kembali.
BalasHapusKeren akronimnya GASPOLER - gerakan wakaf sepuluh ribu. IMO wakaf ini emang perlu disosialisasikan dengan cara yang sederhana. Karena yang kita tahu sejak zaman nenek - kakek wakaf itu berarti tahan berhektar -hektar .
BalasHapusAku jadi pengen berwakaf. Habis baca ini, wakaf itu ternyata gak harus yang besar2 ya. Semampunya. Kupikir harus sesuatu yang besar dulu baru bisa.
BalasHapussaya juga akan berwaqaf, insyaAllah...
BalasHapusbaru tau saya gak mesti tanah waqafnya, apalagi kalo tanahnya cuma dua pot hiiiii
terimakasih infonya mas..
semangat waqaf!!!
sebuah impian besar memang untuk persoalan wakaf, tetapi aku mencoba untuk mulai dari nabung buat qurban dahulu hingga goal utamanya adalah wakaf nantinya
BalasHapusTernyata wakaf nggak harus nunggu banyak uang. Dan gerakan ini bagus sekali utk mendorong org utk berwakaf. Biar bisa punya tabungan jariah utk akhirat kelak.
BalasHapusSemakin tidak alasan untuk tidak berwakaf di era sekarang ini ya (kecuali memang kitanya yang tidak ingin), teknologi pun memudahkan. Program2nya DD semakin layak mendapatkan apresiasi positif dari semua Kalangan Msyarakat termasuk kita.
BalasHapusBagus banget programnya, semoga semakin banyak orang yang mau memberikan wakaf. Supaya lebih banyak lagi orang mendapat pertolongan. :)
BalasHapusBener juga yaa selama ini masih jarang orang yang berwakaf, dibanding zakat dan sedekah misalnya. Semoga dengan inovasi yang diciptakan oleh Dompet Dhuafa jadi semakin banyak orang yang berwakaf. Aamiin..
BalasHapusSEkarang makin mudah yaa kak kalau mau berwakaf dengan aplikasi ini. Terima kasih kak sudah diingatkan untuk ber-Wakaf :)
BalasHapusMenarik nih, konsep Wakaf dengan profit sharing. Aku baru tahu yang begini. Selama ini pemahamanku wakaf untuk kegiatan kemanusiaan saja, seperti makam, sekolah, masjid, panti asuhan. Tapi memang biasanya lembaga-lembaga seperti ini juga mengumpulkan sodaqoh dri umat, untuk kemaslahatan umat juga. Misal wakaf tanah untuk panti, dana pembangunan pantinya dari sodaqoh umat. Ya gitu-gitu yang aku paham. Baru ngeh ini kalau bisa diarahkan ke sharing profit. Nice sharing.
BalasHapusAku selama ini wakaf juga di dompet dhuafa krn lebih mudah dan nyaman aja. Sistem mereka juga transparan
BalasHapusSebelum baca tulisan ini, dipikiran saya, kslo mau jadi Wakif ya harus kaya dulu, karena yang diwakafkan ya itu tadi Mas, 3M. Tapi ternyata nggak perlu segitunya amat ya. Bisa urunan sama banyak orang difasilitasi Dompet Dhuafa.
BalasHapusSekarang untuk Wakaf jadi lebih mudah banget ya mas. Apalagi ada Dompet Dhuafa.
BalasHapusSemoga dengan banyaknya informasi tentang ini, membuat kesadaran untuk ber-wakaf juga meningkat terutama di kalangan generasi muda. Apalagi prosesnya cukup mudah ya melalui Dompet Dhuafa
BalasHapusDengan adanya informasi tentang wakaf seperti ini. Tentu sangat membantu untuk membuka mindset siapa saja untuk konsisten berwakaf ya. Tentunya tanpa nunggu kaya dulu. Iya nggak? Hihi
BalasHapus