Headline Post

Beberapa Catatan saya mengenai Debat Final Pipres kemarin

Saya kira debat kelima ini akan sama dengan debat-debat sebelumnya. Normatif dan cenderung monoton. Apakah akan memaparkan solusi untuk menggaet swing voters atau malah adu pencitraan dan klaim. Tapi prasangka sebagian salah. Debat kelima pada titik tertentu bener-bener klimaks dan asyik juga untuk dibuat sebuah catatan.
Selfie di Debat Final Pilpres

Dari saya yang awalnya ogah-ogahan sedari siang menonton debat dengan durasi yang begitu panjang. Akhirnya mencoba mengiyakan ketika seorang teman mengajak nonton debat bareng-bareng. Awalnya dalam benak saya ini adalah ajakan nobar tentang film, malah nobar tentang debat pilpres. Keengganan yang sedari siang malas perihal debat akhirnya naik ke permukaan sadar.

Nobar debat di sebuah cafe kali yaa di bilangan Jakarta Selatan pun saya sambangi. Meski hujan selepas mahgrib sempet menghentikan langkah dan mengurungkan niat sejenak. Akhirnya karena sudah kepalang tanggung dan basah, cuss deh saya dan kedua temen blogger ke lokasi. Karena kapan lagi nobar debat politik yang serius tapi sambil mengenyangkan perut, kan?
Fobar Relawan Unicorn Debat Pilpres

Diinisiasi oleh relawan Unicorn Jokowi Amin nobar debat ini pun terselenggara dengan baik. Dalam artian enjoy untuk dinikmati dari tim relawan di dalamnya, tempatnya dan suasana yang terbangun. Sekilas kita bisa menikmati debat pilpres seperti sambil ngopi dan selfie. Lalu apa yang saya dapat dari debat final ini?

Tentu saya tidak akan membahas secara rinci atau detail. Tapi poin apa yang menarik dari debat terakhir kemarin dan impactnya buat pendukung ataupun pemilih seperti saya. Sehingga bisa dijadikan alasan penting sekadar untuk menguatkan dari pilihan kita atau malah akan meyakinkan siapa seharusnya kita pilih.

Pertama, adalah blunder Prabowo yang mendiskreditkan presiden-presiden sebelumnya. Menurut saya itu sangat disayangkan. Dan sebuah kesalahan yang fatal. Apalagi diucapkan berkali-kali dengan yakin. Artinya era SBY (yang jadi anggota koalisinya) sampai era Soeharto (yang pernah jadi mantan mertuanya) kena imbas kesalahan.

Sebagai bangsa yang besa, kekurangan dan kelebihan pemimpin itu sebenarnya adalah hal yang biasa. Seharusnya kita bisa melihat kelebihannya bukan kekurangannya. Itu yang tidak saya lihat dari cara berpikir seorang capres Prabowo. Dan telaknya itu dibalikkan dengan jawaban Jokowi yang memang berangkat dari cara bnerpikir seorang negarawan. Tidak menyalahkan dan berpikir memperbaiki ke depan.

Kedua, adalah tidak banyak menawarkan hal-hal yang baru. Secara umum debat berjalan baik. Namun eskalasi konflik tak benar-benar terbangun. Di debat kelima ini konsisten seperti itu, tetap tidak menawarkan hal-hal yang baru.

Seperti selalu bicara impor-impor. Stop impor. Templatenya seperti itu. Seperti bahan debat lama yang didaur ulang kembali. Padahal sudah diterangkan impor perlu dilakukan sebagai salah satunya stok ketahanan pangan dan sebagai stabilitator harga.

Ketiga, adalah catatan untuk Jokowi. Karena pihak Prabowo materi debatnya seakan terus memancing pertanyaan-pertanyaan yang ujung-ujungnya sebenarnya mudah dijawab dengan solusi oleh Jokowi. Misalnya ketika membicarakan perekonomian Indonesia. Ketika Sandiaga yang tidak belajar bagaimana mengambil contoh yang pas mengenai kondisi ekonomi.

Selalu mengambil contoh dengan menyebut ibu A atau Bapak B yang mengalami kesusahan karena bla bla bla. Selain karena menonton sebenarnya juga menunjukkan dia belum bisa membedakan bagaimana ekonomi mikro dan makro. Sehingga ketika sample kecil tadi seolah-olah sudah menggambarkan apa yang terjadi secara nasional. Sangat disayangkan sih seorang dengan latar belakang pengusaha masih memakai materi debat seperti. Dan lagi-lagi itu menjadi template dirinya setiap debat. Karena saya perhatikan modelnya sama dan mengulang dari debat sebelumnya. 
Tim Relawan Unicorn Debat Pilpres


Tapi ada satu hal yang menggelitik dan memancing tawa di debat kemarin, saat Jokowi melemparkan pertanyaan ke Prabowo tentang unicorn, e sport atau mobile legend. Ternyata malah dijawab ke hal-hal yang meyangkut pangan dan impor. Dan itu momentum yang paling epic yang saya paling ingat di debat tersebut. Selain menggambarkan Jokowi yang paham akan kekinian, pada saat yang sama menggambarkan Prabowo terlihat kekunoan. 

Paling itu catatan saya mengenai debat final pilpres kemarin. Meski sebenarnya masih banyak jika diuraikan lebih. Terima kasih relawan Unicorn atas undangannya yakk hehehe...







Belum ada Komentar untuk "Beberapa Catatan saya mengenai Debat Final Pipres kemarin"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel