Headline Post

Mengenang 27 Tahun Tragedi Pembantaian Khojaly

Tak bisa dipungkiri, setiap negara bisa jadi lahir dan tumbuh dengan sejarah masing-masing. Dan sebagian besar sejarah besar dunia bermuara pada sejarah kelam kemanusiaan. Sejarah kelam yang berlumuran darah dan pembantaian. Tidak saja di Indonesia dengan peristiwa G30SPKInya yang kita kenal sebagai tragedi berdarah dan memilukan buat bangsa Indonesia. Di belahan dunia sana juga banyak mengalami hal yang sama.

Siapa sangka di negeri Eropa Timur sana terjadi tragedi kemanusiaan yang memilukan pula. Azerbaijan sebuah negara pecahan Uni Soviet dengan mayoritas penduduknya Muslim ini tak luput dari peristiwa berdarah tersebut. Sudah 27 tahun berlalu peristiwa genosida atau pembantain di Khojaly terjadi. Sebuah distrik di daerah Nagoro-Karabkh, Azerbaijan, Eropa Timur.


Saya, Blogger dan Dubes Azerbaijan Ruslan
Maka pada tanggal 25 Februari 2019 ini menjadi momen untuk mengenang kembali tragedi tersebut. Duta Besar Azerbaijan untuk Indonesia, Ruslan Nazibov mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak pernah melupakan tragedi tersebut dalam seminar Humanity: In Search of Justice for Peaceful Coexsitence kerja sama dengan Perpustakaan Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat.

27 Tahun Tragedi Khojaly

Negara yang resmi berdiri tahun 1991 ini sebenarnya makmur dengan kekayaan minyak dan gasnya. Namun setahun setelah berdaulat tepatnya 25 Februari 1992 pembantain massal di Khojaly oleh tentara Armenia dengan bantuan resimen Uni Soviet ke-366, menjadi momen kelam yang tidak akan dilupakan sampai sekarang. Karena tragedi tersebut memakan korban yang cukup banyak. Menewaskan 613 rakyat sipil Azerbaijan, termasuk di antaranya 106 perempuan, 63 anak-anak, 487 korban luka kritis serta 1275 orang mengungsi.

Justice for Khojaly
Dari ribuan korban yang mencoba menyelamatkan diri, masih banyak yang meninggal baik di pengungsian atau pun di dalam perjalanan. Sempat pula terekam dalam kesaksian video seorang ibu yang tidak mampu menyelamatkan anaknya yang meninggal membeku dalam pelukannya sendiri. Sebuah momentum yang memilukan dan sulit untuk dilupakan.

Tidak saja sampai di situ berdasarkan laporan Caspian Strategi Institute penyerangan pasukan Armenia juga melenyapkan beberapa warisan sejarah di antaranya ada 927 perpustakaan, 464 monumen, 44 candi serta 9 masjid yang luluh lantah hancur.

Tanggal 25 Februari sebagai tanggal yang akan terus diperingati oleh pemerintah Azerbaijan. Digelorakan dengan seminar-seminar tahunan sebagai upaya untuk menyuarakan dan memberi tahu kepada dunia internasional tentang fakta yang terjadi di distrik Khojaly. Dan tentu pula menyuarakan keadilan buat warga Khojaly khususnya. #JusticeForKhojaly
Duta Besar Azerbaijan dan Moderator


“Peristiwa tersebut sangat penting, sehingga perlu diperingati setiap tahun sebagai bentuk penghormatan terhadap korban tragedi Khojaly dan diharapkan peristiwa tersebut menjadi pelajaran agar tidak terulang kembali ” kata Ruslan.






Belum ada Komentar untuk "Mengenang 27 Tahun Tragedi Pembantaian Khojaly"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel