Headline Post

Kalau ke Monas Jangan Lupa Melipir ke Perpusnas Baru

Jika membaca buku di perpustakaan kadang menjadi aktivitas yang menjemukan (yang mungkin membuat alasan kenapa perpustakaan selalu sepi). Belum lagi perpustakaan yang selalu identik sebagai sebuah tempat dengan rak-rak buku yang berdebu. Paradigma itu berubah setelah saya menyaksikan dan melihat perpusnas baru.

Tanggal 14 September kemarin tentu menjadi momen yang luar biasa bagi saya. Padahal saya berangkat tanpa ekspektasi apa-apa kecuali kepengen ketemu bapak Jokowi. Itu saja sih. Setelah diresmikan oleh presiden Jokowi, perpustakaan nasional menjadi ikon perpustakaan di Indonesia.

Perpusnas yang berada di Jalan Merdeka Selatan ini diklaim sudah menerapkan standar internasional. Namun benar juga sih, ketika saya melongok ke dalamnya banyak komputer-komputer berderet di beberapa lantai. Ini juga menandakan dengan basis digital seperti ini setiap pengunjung semakin dimudahkan untuk mengakses bacaan yang disukai.

Maka ketika seorang teman blogger ngajakin event peresmian di pagi buta begini membuat saya harus ektra bangun pagi (maklum begadang deadline). Sekiranya kamu mampir ke Monas jangan lupa mampir ke perpusnas baru. Karena nggak begitu jauh. Apalagi jika kamu pakai busway tinggal jalan dikit ke parkiran IRTI. Di seberang parkiran IRTI nampak gedung megah perpus baru.



Anyway awal mula perpusnas yang berdiri sekarang ini adalah wujud harapan sejak 2014 lalu. Ketuk palu dari DPR menyepakati pembangunan gedung 24 lantai. Pembangunan perpustakaan yang mengambil masa 2 tahun ini menghabiskan anggaran 500 miliar. Agaknya menjadi harga yang sesuai ketika saya melihat langsung kemegahan gedung di depan silang Monas ini. Menjulang nan megah. Konon ini salah satu gedung perpustakaan tertinggi di duia.

Ada beberapa catatan penting yang saya dapat digarisbawahi. Fasilitas-fasilitas di dalamnya cukup ciamik dan kekinian sekali. Kalau tidak salah setiap lantai sudah dipasang wifi yang bisa diakses kapanpun. Sehingga perpustakaan benar-benar menjadi pusat layanan edukatif, rekreatif dan kultural. Setidaknya mampu membangun interest generasi milineal untuk lebih aware pada perpustakaan.

Reading area anak-anak didesain sangat apik, menarik dan colorful. Lukisan mural yang diambil dari cerita rakyat menghiasi pilar-pilar di sekitarnya. Ibu-ibu yang membawa anak balitanya bisa memanfaatkan ruang khusus laktasi(menyusui). Sedangkan pengunjung lansia diberikan fasiltas khusus pula, termasuk koleksi sekaligus petugas pendamping. Para pegiat literasi yang ingin berdiskusi bisa memaksimalkan ruang telekoferens, teater yang berkapasitas 1000 kursi. 


Saya juga mencoba mendaftar keanggotaan yang direspon sangat cepat dan ramah oleh petugas yang ada. Sekali daftar di komputer yang ada, cetak nomor antrean, tinggal foto cekrek-cekrek jadi aja. Faslilitas layanan perpustakaan juga memberikan kemudahan bagi peminjam buku yang ingin membawa pulang. Tentu dengan batas pengembalian tertentu.

Yah setidaknya saya semakin bangga mengetahui jika Indonesia punya juga perpustakaan level internasional seperti ini. Meskipun seharusnya juga dibarengi kebiasaan baca yang harusnya naik signifikan pula. Menjadi kultur baca bagi generasi mendatang. Sehingga perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari peradaban. Karena perpustakaan adalah keniscayaan dalam kemajuan peradaban, bukan?!. Yukkk ke perpustakaan..! 

Belum ada Komentar untuk "Kalau ke Monas Jangan Lupa Melipir ke Perpusnas Baru"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel