Sabtu Pagi, Mencicipi Tiga Stasiun Baru KRL
Rabu, 11 Mei 2016
Tambah Komentar
Kereta api sebagai moda transportasi massal
agaknya semakin menjadi primadona tersendiri di tengah semua bentuk
transportasi. Dan tentunya Kereta Api menyumbang massa penumpang paling banyak
tiap tahunnya. Sebut saja saat mudik H minus berapa pun bakalan ludes bak
kacang goreng tiket yang disediakan. Bagaimana dengan kereta api di
Jabodetabek?.
Kereta api di Jabodetabek yang familiar kita
sebuat sebagai KRL Commuter Line adalah salah satu kereta api tersibuk di
Indonesia. Bagaimana tidak, kalau sebulan saja KRL Jabodetabek bisa ngangkut
sekitar 22 juta orang. Atau kalau dirata-rata sehari bisa ngangkut 600-700 ribu
orang per hari. Mungkin sekarang sudah tembus 800 ribu penumpang. Data ini
temuan dari BPS 2015.
Lalu untuk mengimbangi animo masyararakat Jabodetabek
terhadap KRL, maka Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), Kemenhub RI selaku
otoritas tertinggi untuk membangun dan mengembangkan perkeretaapian nasional
juga memfokuskan dan membenahi KA di Jabodetabek. Bahkan khusus Jabodetabek
memang sangat prioritas sebagai sumbu perekonomian nasional juga.
KRL Commuter Line Jabodetabek mendapatkan
subsidi kewajiban pelayanan publik (PSO) sebesar 70 persen dari total subsidi
yang diberikan DJKA Kemenhub kepada PT KAI selaku operator kereta api. Nilai
PSO keseluruhan di tahun 2016 yang dikucurkan pemerintah sebesar 1,8 trliun.
Untuk KRL Commuter Line sendiri sebesar 1.1 triliun.
Sekedar informasi segala pembangunan
perkeretaapian nasional berada di bawah Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA), sementara yang mengoperasikan KA dibawahi oleh PT Kereta Api Indonesia (PT
KAI). Khusus di Jabodetabek kita akan mengenalnya sebagai PT KCJ selaku
operator KRLnya.
Salah satu bentuk pembangunan dan pengembangan
di KRL Jabodetabek adalah dibangunnya beberapa stasiun inti menjadi lebih megah
dan kekinian. Jika kita sebagai pengguna aktif KRL, kita tidak heran lagi dengan
penampakan beberapa stasiun yang begitu berbeda. Seperti stasiun Palmerah yang
dipermark sedemikian rupa menjadi lebih modernis sesuai perkembangan zaman.
Maka kemarin saya dan beberapa rombongan
blogger yang tergabung Sahabat #TDB, Tahu Dari Blogger mendapat kesempatan emas
untuk ‘mencicipi’ rupa stasiun baru garapan DJKA Kemenhub sebelum diresmikan 11
Mei 2016. Pada tanggal 7 Mei dipandu oleh Humas DJKA ibu Joice Hutajulu yang cantik dengan kelakar khasnya menggelitiki kami yang antusias dengan pemaparannya.
Tiga stasiun terbaru itu adalah stasiun Maja, stasiun Parung Panjang dan stasiun
Kebayoran.
Sahabat #TDB & Humas DJKA Joice Hutajulu(kemeja putih) |
Jadwal dan persiapan rutenya kira-kira seperti ini.
Kumpul di stasiun Palmerah pukul. 08.30 WIB.
1. Tinjau stasiun Maja. Berangkat naik KA 1934 pukul.09.11
WIB. Tiba pukul.10.29 WIB. Tinjau stasiun kurang lebih 1 jam.
2. Tinjau stasiun Parung Panjang. Berangkat dari
Maja naik KA 1967 pukul.11.35 WIB. Tiba pukul.12.09 WIB. Tinjau stasiun kurang lebih
2,5 jam (plus makan siang)
3. Tinjau stasiun Kebayoran. Berangkat dari
Parung Panjang naik KA 1983 pukul.14.22 WIB. Tiba pukul.15.01 WIB. Tinjau stasiun kurang
lebih 1 jam. Berpisah di Kebayoran.
Mari kita ulas hasil intipan saya bersama
rombongan #TDB dan tentu ibu Joice Hutajulu.
Stasiun Maja. Stasiun ini berada di antara
stasiun Tigaraksa-stasiun Rangkas Bitung. Pembangunannya meliputi gedung stasiun
dengan tinggi 15an meter dan luas sekitar 2.570 meter persegi. Ditargetkan
mampu menampung penumpang sekitar 1.113 orang. Dibangun peron yang sanggup menampung
sebanyak 4.687 orang.
Stasiun Parun Panjang. Stasiun ini berada di
antara stasiun Cisauk-stasiun Cilejit. Pembangunannya meliputi gedung
stasiun 14an meter. Dibangun 2 lantai
seluas 756 m2 dengan panjang 21 meter serta lebar 36 meter dapat menampung
penumpang 1.476 orang; pembangunan 3 peron tinggi (1 meter dari elevasi rel)
dengan luas peron 2.400 m2 yang dapat menampung penumpang 4.687 orang.
Stasiun Kebayoran. Stasiun ini berada di antara
stasiun Palmerah-stasiun Pondok Ranji. Pembangunannya meliputi pembangunan
gedung stasiun yang memanjang ke arah utara dengan tinggi 14,5 meter dan
dibangun 2 lantai seluas 3.384 m2 dengan panjang 120 meter serta lebar 28,2
meter dapat menampung penumpang 6.609 orang; pembangunan 3 peron tinggi
sepanjang 212 meter yang dapat menampung penumpang 7.031 orang.
Dari tiga stasiun yang kita tinjau memiliki
beberapa fasilitas yang cukup memanjakan para penumpang bahkan benar-benar
mengakomodir penumpang khususnya wanita. Mulai dari adanya
sterilisasi/pemagaran ornamen; pembangunan fasilitas untuk penumpang (lift, eskalator-st.
Kebayoran, ruang menyusui, ruang kesehatan, musholla, toilet, tempat charge HP)
serta pekerjaaan mekanikal-eletrikal dengan daya llstrik tertentu.
Pembangunan ke-3 (tiga) stasiun tersebut telah
dimulai pada pertengahan tahun 2014 Ialu. Total pembiayaan untuk pembangunan
ke-3 (tiga) stasiun tersebut berasal dari APBN sebesar 112 milyar dengan kontrak tahun jamak.
Sebagai penumpang yang baik sudah selayaknya
kita ikut bertanggungjawab merawat fasilitas dari pemerintah sekarang. Karena
adanya pembangunan stasiun-stasiun ini memang diproyeksikan sebagai bagian
perwujudan Nawa Cita pemerintah sekarang. Dengan menggerakan pembangunan sektor-sektor
strategis sehingga mampu menggerakkan juga perekonomian masyarakat. Tentu
secara teknis semakin mengokohkan moda transportasi kereta api menjadi semakin
memikat masyarakat, khususnya warga Jabodetabek yang terdampak. Semoga lompatan
ini bisa memicu semua sektor untuk bersinergi membesarkan diri dari berbagai
lini.
(@andik_ir)
Belum ada Komentar untuk "Sabtu Pagi, Mencicipi Tiga Stasiun Baru KRL"
Posting Komentar