Headline Post

Potret MRT Jakarta, Setelah Enam Tahun dibangun dan Tujuh Bulan Beroperasi

Siapa sangka sejak diresmikan beroperasi Maret lalu, kini MRT menjelma menjadi tren transportasi ibu kota. Saya yang tinggal di sekitaran Jakarta begitu menikmati. Ada banyak suasana berkecamuk di dalam hati saya membincang MRT ini.

Betapa tidak, negara besar dengan 230 juta lebih masyarakatnya ini bikin MRT aja terasa susahnya minta ampun. Sementara di luar sana transportasi MRT sudah beroperasi lama. Sebut saja negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapore, Thailand bahkan Filipina. Betapa kita begitu ketinggalan dalam hal transportasi massal.

Proyek infrastruktur ini sebenarnya sudah digagas sejak Orde Baru yaitu tahun 1985 di era Soeharto. Ada lebih dari 25 studi subjek umum dan khusus yang telah dilakukan terkait dengan kemungkinan sistem MRT di Jakarta. Ternyata butuh tiga dasawarsa MRT akhirnya beneran ada wujudnya. Melewati tantangan berat berupa krisis ekonomi dan politik tahun 1997-1998 yang membuat proyek ini mendadak jalan di tempat.

MRT Jakarta Fase 1
Pemeritah berganti tiap lima tahun, gubernur ibukota juga berganti tiap lima tahun. Sampai akhirnya 2013 lalu sebuah keputusan dibuat. Jokowi yang saat itu menjabar gubernur Jakarta akhirnya ketok palu untuk realisasikan proyek MRT Fase I. Jokowi saat itu menyebut proyek MRT masuk sebagai salah satu prioritas dalam anggaran Jakarta tahun 2013. Peletakkan batu pertama atau groundbreaking dilakukan Oktober 2013. Artinya tepat 6 tahun yang lalu MRT secara fisik resmi dibangun sampai terwujud dan dinikmati seperti sekarang ini.

Perkembangan MRT Jakarta 2013-2019

Lalu seperti apakah perkembangan MRT 5-6  tahun ini di ibukota Jakarta? Potret MRT Jakarta, Setelah enam tahun dibangun dan tujuh bulan beroperasi. Dan saya menjadi penumpang pertama saat ujicoba pertama waktu itu. Ada begitu banyak emosi yang mengisi ruang hati ini—sampai sekarang. Kebanggaan sebagai masyarakat yang tinggal di pinggiran ibukota, meski hanya bilang ; “akhirnya Jakarta punya MRT”. Saya yakin jutaan masyarakat khususnya Jakarta begitu lega bisa mengucapkan kalimat tersebut meski harus ekstra sabar selama 6 tahun ini.

Mengurangi kemacetan. Kehadiran moda transportasi MRT Jakarta seolah menjadi oase di tengah frustasi masyarakat ibukota atas kemacetan yang tak kunjung bertemu jalan keluar. Meski belum begitu efektif mengatasi kemacetan adanya MRT adalah cara bagaimana mengubah kebiasaan kita untuk beralih ke transportasi umum.

Penumpang MRT Jakarta
MRT bisa dijadikan simbol transportasi publik modern di ibukota. Solusi transportasi modern berteknologi tinggi. Sehingga memicu dan menjadikannya role model untuk membangun transportasi yang setara paling tidak secara fungsionalitas.

Menggerakkan Perekonomian. Karena dampaknya tidak saja mengurangi kemacetan tapi juga menggerakkan roda perekonomian. Banyak sekali dampak ekonomi dari pengoperasian MRT Jakarta ini. Entah itu dari sisi infrastrukturnya, dari sisi properti hingga ekonomi di sekitar stasiun yang memang meningkat. Sebagai contoh Blok M Plaza dan Blok M Square yang makin ramai pengunjung karena intergrasi stasiun di dalamnya.

Mengurangi Polusi. Pembangunan MRT juga memberi keuntungan lain. Seperti misalnya perpindahan penggunaan transportasi dari kendaraan pribadi ke transportasi publik sehingga mampu mengurangi penggunaan BBM, mengurangi polusi udara di Jakarta.

MRT Jakarta
Setelah enam bulan resmi beroperasi jumlah penumpang MRT telah meningkat tajam. Bahkan telah melampaui target yang ditetapkan oleh PT MRT Jakarta.  “Jumlah penumpang MRT saat ini sudah menyentuh angka 90 ribu penumpang per hari. Lebih tinggi dari target yang berkisar 60 ribu per hari,” mengutip kata Direktur Pengenmbangan Bisnis MRT Jakarta (sumber CNBC).

Menguntungkan. Capaian tersebut secara ekonomi yaitu penjualan tiket selama enam bulan beroperasi sekitar 150 miliar. Di mana akhir tahun di bulan Desember akan mencapai 200 miliar. Ini hanya pendapatan dari tiket belum pendapatn non tiket seperti iklan atau reklame di sepanjang stasiun.

MRT Jakarta
Untuk pendapatan non tiket saat ini sudah mencapai hampir 300% dari target KPI atau sekitar 270 miliar. Padahal target non-tiket saat ini 94 miliar. Realisasinya hampir 270 miliar bahkan mendekati 300 miliar di akhir tahun ini.

Mengakomodir Kenyamanan. Sebagai pengguna setia MRT capaian ini tentu sangat membahagiakan meski tidak mengagetkan. Sebagai masyarakat pengguna trasportasi umum aspek utama tentang trasportasi adalah soal ketepatan waktu, kenyamanan dan keamanan. Dan MRT Jakarta mengakomodir itu semua. Memang secara tiket lebih mahal dibanding transportasi umum lainnya tetapi waktu memang tidak bisa dibeli dengan murah karena ada produktivitas di situ.

Naik MRT bisa memangkas waktu dan membuat perjalanan begitu efektif, 30 menit tak begitu terasa sudah mencapai jantung ibu kota. Alhasil ini adalah reformasi sebuah transportasi umum di indonesia khususnya Jakarta. Mari kita jaga dan rawat MRT Jakarta. Saatnya beralih ke transportasi umum.



Belum ada Komentar untuk "Potret MRT Jakarta, Setelah Enam Tahun dibangun dan Tujuh Bulan Beroperasi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel