Headline Post

Tahun 2019; Sektor Pariwisata Siap Menjadi Penghasil Devisa Nasional Terbesar

Berita yang menggembirakan datang dari dunia pariwisata Indonesia. Untuk pertama kalinya dalam sejarah pencapain devisa wisata Indonesia mampu tumbuh memuncak. Sebagai kementerian dengan penghasilan devisa terbesar sebagai pemasukan negara. Bagi saya ini merupakan pencapaian yang luar biasa.

Maka pada pagelaran jumpa pers akhir tahun ini (JPAT) nuansa optimistis itu masih terjaga. Sehingga saya pun ikut optimis jika dunia pariwisata di tahun depan benar-benar menjadi core ekonomi nasional sebagai sebuah kementerian yang menyumbang pemasukan negara terbesar.

Dunia pariwisata bagi saya adalah semacam seni mengeksplorasi dan mengeksploitasi secara positif tentang alam dan sosial. Maka dibutuhkan strategi-strategi baru dan kekinian untuk mampu bersaing secara nasional terlebih regional dan seterusnya. Lalu strategi apa yang dibutuhkan untuk mencapai target tertentu di tahun depan? Dan seperti apakah pencapaian atau pun progres dunia wisata nasional tahun ini?

Mengusung tema “The Winner Wonderful Indonesia Energy” sebagai spirit dan strategi menjadi pemenang dengan cara tidak biasa untuk meraih hasil yang luar biasa, yaitu 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019 bukanlah hal yang muluk-muluk. 
JPAT 2018
Pencapaian Sektor Pariwisata sepanjang tahun 2018

Pencapaian Pariwisata 2018
Mengacu penjelasan Menpar Arief Yahya angka proyeksi perolehan devisa sebesar US$ 17,6 miliar pada tahun ini akan menempatkan sektor pariwisata berada di posisi teratas sebagai penghasil devisa atau akan sejajar bahkan mengalahkan CPO (Crude Palm Oil) yang saat ini berada di posisi teratas dengan nilai eskportnya tahun mencapai US$ 17 miliar.

Sementara wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air yang tahun ini ditargetkan sebanyak 270 juta pergerakan. “Untuk pergerakan wisnus di Tanah Air tidak ada masalah karena terus tumbuh bahkan untuk target tahun ini sebanyak 270 juta sudah tercapai pada tahun lalu (2017) sebanyak 270.882.003, sedangkan target 2018 mendatang sebesar 275 juta wisnus kemungkinan sudah tercapai pada akhir tahun ini, “kata Arief Yahya.

Capaian angaka sementara jumlah kunjungan wisman periode Januari hingga Oktober 2018 secara komulatif sebesar 13.240.827 atau tumbuh 11,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalau sebesar 11.830.738.

Pencapaian Pariwisata Regional 2018
Di wilayah regional atau pun internasional pertumbuhan pariwisata Indonesia tumbuh dengan cepat dan menjanjikan. Pertumbuhan sektor pariwidata Indonesia yang berkelanjutan (sustainbale) dengan size yang besar beberapa tahun terakhir mencapai 25,68% yang menurut WTTC tercapat di-9 di dunia nomor 3 di Asia dan nomor 1 di Asia Tenggara. 


Strategi dan Persiapan untuk Target Tahun 2019

Adanya pertumbuhan yang cepat membuat para investor mencanegara dan dalam negeri tertarik untuk berinvestasi di sektor pariwisata di Indonesia.

Untuk PMA, adal negar didominiasi oleh Singapore, Tiongkok, dan Korea Selatan sebanyak Top3 dengan jenis usaha di bidang hotel berbintang, akomodasi jangka pendik lainnyam, serta restaurant, sedangkan tempat investasi terkonsentrasi di destinasi Bali, DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau.
Demam pariwisata sudah marasuk ke daerah di tingkat Pemprov, Pemkot, dan Pemkab. Ini terlihat dari usulan Dana Alokasi Khusus (DAK) pariwisata tahun 2019 dari daerah yang naik 100 kali lipat dibandingkan dengan usulan tahun lalu.

Selain tingginya permintaan atau usulan DAK Pariwisata, daerah dalam memajukan sektor pariwisata mereka juga gencar meningkatkan kualitas Sumber Daya Pariwisata (SDM) dengan mensinergikan program daerah dengan pemerintah pusat (Kemenpar). “Kemenpar tahun ini melakukan tiga program strategis dalam meningkatkan kualitas SDM, masyarakat, dan industri pariwisata,” kata Menpar Arief Yahya.

Sementara itu kemajuan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang dikembangkan sebagai “Bali Baru” yang saat ini mengalami kamajuan signifikan utamanya dalam unsur 3A (Atraksi, Aksebilitas dan Amenitas).

Pemerinah telah melakukan banyak investasi di 10 DPP tersebut dan diharapkan segera diikuti swasta. Dalam lima tahun ke depan atau 2019-2024 sektor pariwisata membutuhkan investasi sebesar Rp 500 triliun untuk pengembangan 10 DPP tersebut. Kebutuhan investasi tersebut terdiri dari  pembiayaan pariwisata sebesar Rp 295 triliun yakni berasal dari pemerintah Rp 10 triliun dan swasata Rp 295 triliun sedangkan investasi pariwisata senilai Rp 205 triliun berasal dari pemerintah Rp 170 triliun dan swasta Rp 35 triliun.

Ditambah dengan adanya super extra ordinary sebagai program istimewa yang sengaja disimpan untum menjadi senjata pamungkas dalam mewujudkan target akhir 20 juta wisman tahun depan. Super extra ordinary mencakup tiga program yaitu : Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal (ketiganya disingkat BHL).

“Border tourism harus kita serius di tahun depan karena merupakan cara efektif untuk mendatangkan wisman dari negara-negara tetangga,’ kata Menpar Arief Yahya seraya menjelaskan, pertama karena wisman dari negara tetangga memiliki kedekatan (proximity) secara geografis sehingga wisman lebih mudah, cepat, dan murah menjangkau destinasi kita. Kedua, mereka juga memiliki kedekatan kultural/emosional dengan kita sehingga lebih muda didatangkan. Ketiga, potensi pasar Border Tourism ini masih sangat besar baik dari Singapore, Malaysia, Thailand, Filipina, PNG, maupun Timor Leste.
Saya dan Blogger di JPAT 2018

Maka dengan capaian-capaian dan progres tahun ini saya optimis tahun depan atau pun dunia pariwisata Indonesia benar-benar siap mengkudeta pencapaian devisa terbesar dalam sejarah. Dan menjadi pemuncak klasemen sebagai lembaga dengan pemasukan negara terbesar. Yang selama ini masih didominasi dari CPO sebagai posisi teratas. Sehingga pariwisata benar-benar menjadi lokomotif utama ekonomi nasional.





Belum ada Komentar untuk "Tahun 2019; Sektor Pariwisata Siap Menjadi Penghasil Devisa Nasional Terbesar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel