Headline Post

Hai Generasi Milenial! Kuy, Perangi Hoaks Vaksin Covid-19, Bantu Pemerintah Selesaikan Pandemi

Tak dapat dipungkiri era digital memang menjadi fenomena tersendiri di tengah masyarakat saat ini. Era digital menyimpan segudang informasi yang siap diakses oleh siapapun, kapanpun dan di manapun. Di balik itu semua informasi yang ‘terlalu’ mudah diakses tersebut ternyata menyimpan berbagai macam jenis informasi yang ternyata melampaui daya nalar kita untuk membedakan infromasi yang informatif atau destruktif. Seperti hoaks, ujaran kebencian, propaganda.

Nah kamu-kamu sebagai generasi milenial adalah garda terdepan dalam menanggulangi informasi hoaks ini. Karena generasi inilah yang sebenarnya memainkan informasi ditangan, membuat, mengolah dan menyebarkan. Informasi di era digital yang lingkupnya medsos begitu masif tak terbendung, tumpang tindih dan semrawut. Sehingga setiap infromasi yang bersifat penting, utama, urgen dan berdampak langsung ke masyarakat selalunya ada infromasi lain yang ikut membuat keruh. Dari yang awalnya sekedar perbedaan opini menjadi informasi yang kontraproduktif.

Salah satu informasi yang tren dan panas saat ini adalah tentang hoaks seputar vaksin Covid-19. Saya pikir ini adalah informasi yang terus berkembang sejak kemunculan virus Covid-19 itu sendiri. Artinya selama kurang lebih 2 tahun ini informasi seputar Covid-19 menjadi topik terdepan yang menjadi santapan masyarakat. Ngerinya, informasi Covid-19 sebagai varian virus flu yang baru ini turut serta menyebarkan virus hoaks yang tak berkesudahan, diulang-ulang bersliweran di medsos ataupun grup whatsapp.

Ini adalah PR generasi milenial yang seharusnya ikut memerangi informasi hoaks seputar vaksin Covid-19 ini. Setidaknya membantu upaya pemerintah dalam menanggulangi virus Corona di masa pandemi ini.  So, jangan sibuk bikin konten terus tapi lupa ada informasi hoaks yang terus memperkeruh dan menggiring penyesatan. Mungkin sebagian dari kamu paham memfilter informasi hoaks tersebut tapi kasian mereka yang kadung terpapar dan terjebak oleh hoaks vaksin Covid-19. Masih banyak masyarakat yang akses informasinya minim, gaptek dengan tingkat pendidikan yang kurang memadai menjadi korban hoaks yang dihembuskan dari medsos kemudian diteruskan dari mulut ke mulut.

narsum webinar

Mulai dari hoaks Covid-19, penolakan vaksin, bahaya vaksin, propaganda pecah belah dan seterusnya. Sementara generasi milenial yang paham informasi cenderung diam. Pemerintah terus mati-matian menyosialisasikan, menginformasikan hal penting vaksin Covid-19 ini sampai pandemi Covid-19 ini selesai. Kuy, bantu pemerintah perangi Covid-19 dengan perangi hoaks!

Makanya nggak heran kalau Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa Kominfo Prof. Dr. Widodo Muktiyo mengatakan, saat ini ada ancaman baru yaitu propaganda medsos, dan bentuk ancamannya beragam mulai dari provokasi, agitasi, dan juga propaganda. Saya sepakat dengan pak staf ahli kalau dunia digital itu menjadi tools tergantung siapa yang menggunakan. Hal ini diungkapkan Widodo Mukti saat menjadi pembicara di webinar “No Hoax: Vaksin Aman, Hati Nyaman” yang diselenggarakan Kementerian Kominfo bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pelita Harapan (UPH). 

Poster Webinar

Memang saat ini informasi mengenai vaksin banyak “dibelok-belokkan” dan belum jelas kebenarannya. Sehingga peran informasi yang seharusnya untuk memulihkan kondisi pandemi kini tantangannya juga tak mulus. Setiap informasi positif yang beredar selalu ada saja informasi lain yang mereduksinya. Sehingga proses memerangi pandemi Covid-19 ini adalah tantangan bersama.

Bahkan selama masa pandemi di paruh pertama tahun 2021 ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan, telah menemukan 1.670 informasi sesat alias hoaks terkait Covid-19 selama periode 23 Januari 2020 hingga 25 Juni 2021.

Berita bohong atau hoaks seputar Covid-19 seputar pandemi dan vaksin Covid-19 dan umumnya beredar di media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan WhatsApp.

Senada dengan pernyataan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan dokter Siti Nadia Tarmizi, M. Epid. yang mengatakan, berdasarkan analisis situasi, perilaku pencegahan Covid-19 di masyarakat sepanjang masa pandemi belum konsisten dan belum sepenuhnya menjadi bagian dari norma. Selain itu, tingkat pengetahuan tentang gejala dan penularannya masih rendah.

Misalnya saja untuk mengetahui dan memeriksakan gejala lebih dini ini tentang Covid-19 itu penting, dan jangan lagi ada persepsi takut di-Covid-kan. Karena kalau ada persepsi semacam itu, akan sulit memutuskan rantai penularan, sehingga akan terus menerus mengalami kondisi seperti ini.

Saya di zoom webinar
Ada hal-hal yang tidak disadari ketika kita menggunakan teknologi. Jika teknologi digital membawa pada aktivitas-aktivitas yang tidak disadari bahwa kita telah memanipulasi orang lain maka membuat orang lain tidak menerima informasi dengan tepat dan benar. Selain itu juga membuat orang lain memberikan gagasan bahwa kebenaran yang akan kita munculkan itu adalah kebenaran dengan cara-cara yang negatif.


Inilah yang disebut era post truth. Bahwa kebohongan yang diulang terus menerus, itu akan dianggap sebagai kebenaran. Ini yang kemudian menjadikan teknologi atau media menjadi alat yang sangat kuat untuk mempengaruhi orang lain. Salah satunya informasi hoaks Covid-19 yang tiada habisnya ini.

So, buat generasi milenial di luar sana gunakan gadgetmu untuk bantu pemerintah memerangi pandemi ini dengan memerangi informasi hoaks vaksin Covid-19. Sebagai pengguna terbesar gadget punya peran dan tanggung jawab untuk membuat, menyaring dan menyebarkan informasi yang benar dan positif untuk mengedukasi masyarakat.

 

 

 

 



 

 

Belum ada Komentar untuk "Hai Generasi Milenial! Kuy, Perangi Hoaks Vaksin Covid-19, Bantu Pemerintah Selesaikan Pandemi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel