Headline Post

Ibu Maafkan Aku: Cocok Buat Nangis Bareng

Onasis Media Intertaimen agaknya berhasil mendapatkan poin sebagai PH baru dengan film ini. Film IBU Maafkan Aku. Daya gedor utama film ini menurut saya adalah terlibatnya aktor sekaliber Christine Hakim. Keberadaan yang sering dikatakan sebagai legenda hidup aktor perfilman nasional sudah cukup sebagai garansi film ini layak untuk ditonton.



Sinopsis

Film Ibu: Maafkan Aku menceritakan kehidupan Hartini (Christine Hakim) yang harus membesarkan ketiga orang anaknya sendirian sepeninggal suaminya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, Hartini bekerja sebagai pemecah batu di dekat rumahnya di daerah Kidul, Yogyakarta. Sewaktu sang ayah masih ada, Banyu dan Gendis yang masih SD diajarkan untuk semangat mengejar cita-cita mereka. Banyu bermimpi menjadi pilot, sedangkan Gendis ingin menjadi dokter.

Menginjak masa SMA, Banyu (Ade Firman Hakim) yang menjadi pemimpin keluarga mulai mendominasi dengan sifatnya yang keras. Terutama kepada Gendis (Meriza Febriani) juga kepada adik mereka yang masih SD, Satrio. Sifatnya kerap kali mengundang konflik, apalagi dia tidak memperbolehkan Gendis untuk menjalin hubungan asmara dengan Panji (Rezca Syam) agar tidak merusak cita-citanya menjadi dokter.

Lulus SMA, Banyu memutuskan untuk mengejar cita-citanya menjadi pilot dengan merantau ke Jakarta. Dengan berat hati, seluruh keluarga terutama Hartini melepas kepergiannya. Setahun berselang, giliran Gendis pergi menutut ilmu ke Yogyakarta untuk mewujudkan impiannya menjadi dokter. Kepergian mereka membuat Hartini bertahun-tahun hanya tinggal bersama Satrio (Marcelino). Setelah sekian lama, Banyu berhasil menjadi Pilot, dan Gendis berhasil menjadi dokter. Namun Hartini belum merasa berbahagia.

Review Film

Beruntung sekali saya berkesempatan hadir dalam beberapa sesi dan mengikuti beberapa jejak kecil dari film ini. Mulai dari preview filmnya sampai penayangan bersama pers kemarin di Plaza Indonesia, Jakarta.


Ibu Maafkan Aku. Berhasil menawarkan cerita yang sederhana, tentang sesosok ibu namun mampu diekseskusi secara apik nan sempurna, hampir-hampir. Plot film juga simple, karena setting tempat sebagian besar di satu rumah saja di Gunung Kidul, Yogyakarta. Meski tema dengan mengambil sosok ibu jamak ditemukan di film nasional. Film Ibu Maafkan Aku begitu berbeda.

Mengapa demikian? Jika umumnya film drama cenderung lebay sisi dramanya, di film ini berhasil disajikan lebih smooth dan tidak terkesan menggurui, lebih natural dan easy watching untuk kita yang demen genre drama.

Alur film di pembukaan awal sudah disuguhkan dengan kesedihan di mana sosok ayah sebagai kepala keluarga meninggal. Di bagian awal masih biasa saja baru setelah ini keberadaan ruh filmnya baru dimulai. Penonton akan pelan-pelan diajak masuk ke wilayah emosi seorang Ibu tanpa ampun. Lewat konflik keluarga antara seorang Ibu yang sangat sayang akan anak-anaknya dan juga seorang anak yang ingin membahagiakan ibunya, film ini dirangkai dengan setting value di situ.

Set up atmosfer perjuangan seorang Ibu yang diperankan Christine Hakim sangat memukau dan siapapun yang menonton akan mencapai titik emosional tersendiri. Jika tujuan film ini mengantarkan emosional untuk mengenal lebih dekat dengan Ibunya, maka sudah saya anggap berhasil melakukannya. Karena hampir sebagian besar penonton melelehkan air matanya, termasuk saya xixixixixixi.

Sisi lain menariknya ialah penonton tidak melulu diajak untuk melihat betapa pentingnya peran dan perjuangan sosok Ibu untuk anak-anaknya. Tapi juga mengajak lebih dalam melongok lebih halus peran masing-masing diri sebuah anggota keluarga. Asyiknya di situ. 

Seorang anak dituntut untuk bisa bijak menerjemahkan keinginan seorang ibu dan keinginan pribadinya. Dan seorang ibu juga dituntut untuk melihat lebih sabar keinginan seorang anak untuk kebahagiaannya. Dan itu semua dikembalikan ke masing-masing pribadi penonton untuk bagaiamanapun perjuangan seorang ibu ia tidak pernah benar-benar selesai untuk anak-anaknya. Sampai kapanpun. Kiranya demikian.

Peforma Christine Hakim sebagai ibu Hartini memang tidak ada duanya. Jika peran ibu tidak diperankan olehnya tentu film ini akan lain rasanya. Begitu totalitas, aura keibuannya bisa sedekat itu menyentuh emosi penonton, sesengukan tangisnya menyeret kuat kita secara langsung untuk terlibat.

Peran anak yang diperankan oleh Ade Firman Hakim (Banyu) dan Meriza Febriani (Gendhis) layak diapresiasi. Keduanya mampu menghidupkan peran seorang anak dengan caranya masing-masing dalam melihat persoalan keluarga.



Film Ibu Maafkan Aku akan tayang serentak 10 November sekaligus peringatan hari pahlawan. Sangat merekomendasikan menonton film ini. Pas untuk nangis bareng-bareng xixixixixi. Target satu juta penonton seharusnya tercapai di film ini. Karena film ini layak untuk dapat lebih dari itu.

Andik Ir







Belum ada Komentar untuk "Ibu Maafkan Aku: Cocok Buat Nangis Bareng"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel